Liputan6.com, Jakarta - Google menyebut, sudah tiga hari ini mereka mensurvei kesehatan sejumlah pengguna. Hal ini dilakukan atas permintaan peneliti di Carnegie Mellon University untuk tujuan memprediksi penyebaran infeksi virus corona.
Google melakukan survei ini melalui Opinion Reward, sebuah aplikasi yang bertukar tanggapan survei dari Google untuk kredit terhadap toko aplikasi.
Advertisement
Baca Juga
Lewat aplikasi ini, Google menanyakan ke pengguna, apakah di rumahnya ada yang demam, disertai sakit tenggorokan dan batuk. Demikian menurut sebuah pertanyaan yang dilihat Reuters.
"Atas permintaan peneliti Carnegie Mellon University yang bekerja memperkirakan penyebaran Covid-19 di Amerika Serikat, kami baru-baru ini mulai menjalankan kuesioner survei Google. Menanyakan kepada orang-orang apakah mereka memiliki gejala mirip flu," kata juru bicara Google Matt Bryant, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (26/3/2020).
Dia lebih lanjut mengatakan, para pengguna harus memilih untuk mengikuti survei dan informasi yang diterima peneliti akan dikumpulkan dan sifatnya anonim sepenuhnya.
Google menyebut, mereka memang memiliki kemitraan yang terus berjalan dengan sejumlah institusi akademik, salah satunya kampus di atas.
Lakukan Survei Lewat Website
Sejak beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti di universitas juga telah memprediksi tren flu di Amerika Serikat.
Kelompok bernama DELPHI ini menyebut, berencana untuk mengaplikasikan metode penelitian mereka untuk membantu melacak Covid-19.
Pihak Google juga mengatakan, survei dijalankan melalui website dan sejumlah aplikasi lainnya yang bermitra.
Perusahaan menyebut, tiap survei terkait kondisi kesehatan, diberi peringatan khusus sebelum pengguna melihat pertanyaannya.
Beberapa waktu lalu, Google juga meluncurkan situs web yang fokus di Amerika Serikat yang bermaksud untuk memberikan informasi mengenai penyakit Covid-19.
Advertisement