Liputan6.com, Jakarta - Penerapan Industri 4.0 yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber, dinilai dapat memangkas kerugian hingga miliaran rupiah.
Kecerdasan buatan, human machine interface, IoT (Internet of Things), machine learning, dan teknologi 3D adalah beberapa contoh penerapan Industri 4.0.
Hal tersebut dinilai sebagai ‘disruptive’, atau sesuatu yang mampu menciptakan peluang baru dan merombak tatanan kehidupan sebelumnya.
Advertisement
Bagaimana dengan industri alat berat? Dalam industri pembangunan jalan, dermaga, gedung, dan proyek alat berat lainnya, praktik manipulasi dan korupsi belakangan ini kerap ditemui di lapangan.
Baca Juga
Mulai dari kecurangan bahan bakar, material bangunan, produktivitas alat dan operatornya, dan berbagai celah lainnya, yang seringkali dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Untuk satu proyek skala menengah saja, kerugian bisa mencapai Rp 12 miliar per tahunnya.
Prihatin akan kondisi tersebut, pemuda bernama Fiki Rottriana mendirikan startup bernama Asamreges yang fokus menciptakan solusi satu atap di sektor alat berat dan konstruksi.
"Hadirnya manejemen sistem terpadu dari Asamreges berbasis teknologi IoT, bisa menjawab masalah krusial di lapangan proyek terkait alat berat dan konstruksi," ujar Fiki melalui keterangannya, Kamis (16/4/2020).
Melalui pengolahan data, ia menjelaskan, akan menampilkan informasi dan grafis yang bisa diakses melalui komputer hingga smartphone yang mudah dipahami bagi pengguna awam sekali pun.
Ciptakan Marketplace Khusus
Di sisi lain, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 11.000 perusahaan sewa alat berat skala kecil dan menegah yang tersebar di berbagai wilayah, namun hanya 5,6 persen yang mudah ditemukan di mesin pencari Google.
Akibatnya, biaya mobilisasi-demobilisasi (perpindahan alat berat dari wilayah atau kota yang berbeda), seringkali mencapai puluhan juta per-alat berat hanya karena isu lokasi.
Asamreges menjawab tantangan ini dengan menciptakan marketplace khusus sewa alat berat, yang mampu melakukan filterisasi jenis mesin, kapasitas, merek dan lokasi. Dengan demikian kebutuhan alat berat bisa ditemukan secara mudah dan cepat sesuai lokasi proyek berlangsung.
Advertisement
Pusat Data
Kabar ini menjadi nafas segar untuk para kontraktor, pengembang, dan pemilik alat berat, yang tidak hanya meminimalisir kerugian di lokasi proyek, namun juga memudahkan dan meningkatkan produktivitas beberapa aspek krusial di lapangan.
Kemudian, kumpulan informasi yang tercatat diolah menjadi pusat data, sebagai upaya identifikasi masalah untuk mengambil keputusan yang tepat sasaran dimasa yang akan datang.
Aplikasi produk di Asamreges adalah salah satu contoh nyata bagaimana revolusi industri 4.0 mampu memberikan sumbangsih terhadap revitalisasi pembangunan.
(Isk/Ysl)