Liputan6.com, Jakarta - Google mengklaim lebih dari 1 miliar kilometer perjalanan di lebih dari 220 negara dan wilayah di seluruh dunia ditempuh dengan Google Maps setiap harinya.
Aplikasi navigasi tersebut memiliki beberapa fitur, seperti rekomendasi rute mana yang mesti dilalui, bagaimana kepadatan lalu lintas di itu, perkiraan waktu perjalanan, dan perkiraan waktu kedatangan.
"Meskipun semua ini tampak sederhana, ada banyak hal yang terjadi di balik layar untuk menyampaikan informasi ini dalam hitungan detik," ujar Johann Lau, Product Manager di Google Maps dikutip dari keterangan perusahaan.
Advertisement
Baca Juga
Johann menyebut model lalu lintas prediktif merupakan bagian penting dari cara bagaimana Google Maps menentukan rute mengemudi.
"Jika kami memperkirakan bahwa lalu lintas cenderung padat di satu arah, kami akan secara otomatis menemukan alternatif lalu lintas yang lebih rendah," tutur Johann.
Selain itu, menurut dia, perusahaan juga melihat sejumlah faktor lain, seperti kualitas jalan raya.
"Apakah jalan beraspal atau tidak beraspal, atau tertutup kerikil, tanah atau lumpur? Elemen seperti ini dapat membuat jalan sulit dilalui, dan kami cenderung tidak merekomendasikan jalan ini sebagai bagian dari rute Anda," kata Johann.
Dalam kasus seperti itu, mengemudi di jalan raya sering kali lebih efisien daripada di jalan lebih kecil dengan banyak perhentian.
Sumber Data
Johann juga menegaskan ada dua sumber informasi lain yang membantu memastikan Google Maps memberi rekomendasi rute terbaik: data otoritatif dari pemerintah setempat dan umpan balik real-time dari pengguna.
"Data resmi memberi tahu Google Maps tentang batas kecepatan, tol, atau jika jalan tertentu dibatasi karena hal-hal tertentu seperti Covid-19," kata Johann.
Sementara umpan balik real-time dari pengemudi memungkinkan Google Maps dengan cepat menunjukkan apakah suatu jalan atau jalur ditutup, apakah ada konstruksi di dekatnya, dan hal lainya.
"Kedua sumber tersebut juga digunakan untuk membantu kita memahami kapan kondisi jalan berubah secara tidak terduga akibat tanah longsor, badai salju, atau kekuatan alam lainnya," tutur Johann.
Advertisement
Menyatukan Data
Lantas, bagaimana semua ini bekerja di dalam kehidupan nyata?
"Dengan model prediksi lalu lintas Google Maps yang dipadukan dengan kondisi lalu lintas real-time, kami dapat memberi rekomendasi apa yang akan hadapi jika Anda terus menyusuri rute Anda saat ini," tutur Johann.
Hasilnya, secara otomatis Google Maps mengubah rute Anda menggunakan pengetahuannya tentang kondisi dan insiden di jalan terdekat. Ini dinilai akan membantu pengguna menghindari kemacetan dan mencapai tujuan sesuai ekspektasi pengguna.
"Memprediksi lalu lintas dan menentukan rute sangatlah kompleks. Kami akan terus mengerjakan alat dan teknologi untuk mencegah Anda terjebak di dalam kemacetan, dan pada rute yang seaman dan seefisien mungkin," ujar Johann.