Ubisoft Singapura Diterpa Isu Diskriminasi dan Pelecehan Seksual

Ubisoft Singapore tengah diselidiki akibat adanya isu diskriminasi dan pelecehan seksual yang terjadi di studio dalam pembuatan game Assassin's Creed.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Agu 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 07:00 WIB
Alasan Mengapa ‘Speak Up’ Tak Mudah untuk Korban Pelecehan Seksual
Dukungan pada korban pelecehan seksual diperlukan karena ‘speak up’ tak mudah bagi korban. (Foto: Unsplash.com/m t Elgassier).

Liputan6.com, Jakarta - Ubisoft Singapore tengah diterpa isu pelecehan seksual dan diskriminasi di tempat kerja oleh pengawas praktik ketenagakerjaan Singapura.

Tripartite Alliance for Fair and Progressive Employment Practices (Tafep), mengungkapkan mereka menerima laporan yang berisi tautan ke sebuah artikel tentang tuduhan pelecehan di tempat kerja dan perlakuan tidak adil.

Mengutip The Straits Times, Jumat (20/9/2021), Tafep pun meminta agar siapa pun yang mengetahui tindakan kriminal seperti penyerangan atau pelecehan seksual untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

Bulan lalu, situs berita video game Kotaku menerbitkan laporan tentang pelecehan seksual dan diskriminasi di Ubisoft Singapura, usai mewawancarai lebih dari 20 karyawan dan mantan karyawan perusahaan asal Prancis itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Respons Ubisoft Singapore

Ilustrasi Assassin’s Creed
Ilustrasi Assassin’s Creed (Gambar oleh Yair Cerón dari Pixabay)

Mengutip The Verge, nara sumber Kotaku menceritakan bahwa karyawan wanita terkadang menjadi sasaran kontak fisik yang tidak diinginkan.

Penyelidikan lanjutan dari pihak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlarut-larut juga hanya menghasilkan hukuman ringan.

Selain itu, studio yang ikut mengembangkan Assassin's Creed ini juga dituduh melakukan diskriminasi, dengan membuat pekerja lokal tak bisa melewati apa yang mereka sebut "langit-langit Prancis."

Terkait tuduhan ini, Managing Director Ubisoft Singapore Darryl Long pada 6 Agustus lalu hanya mengatakan bahwa sangat penting bagi mereka untuk membicarakan hal-hal semacam ini.

"Kita perlu mulai mengubah cara kita mempersepsikan dan cara kita bertindak secara internal juga," ujarnya.

Isu Diskriminasi

Logo Ubisoft
Ubisoft ungkap sejumlah judul gim terbaiknya di E3 2017. (Doc: The Verge)

Merespons isu diskriminasi, Ubisoft Singapore juga mengatakan bahwa dari sekitar 500 pekerjanya, 40 persen dari mereka yang mengisi ahli dan pakar senior adalah orang Singapura atau warga tetap.

"Tujuan kami adalah untuk terus meningkatkan kepemimpinan orang Singapura melalui berbagai program, termasuk jalur pembelajaran manajemen khusus demi mempercepat pengembangan pemimpin-pemimpin baru," kata mereka.

Soal tuduhan itu, Ubisoft pusat kepada The Verge mengatakan bahwa mereka sudah menyadari adanya laporan kepada Tafep. Namun, mereka masih belum bisa berkomentar soal penyelidikan saat diskusi masih berlangsung.

"Setiap studio Ubisoft, termasuk Ubisoft Singapore, berusaha untuk menciptakan dan menumbuhkan budaya yang dapat dibanggakan oleh anggota tim dan mitra," ucapnya.

"Kami tidak dan tidak akan mentolerir diskriminasi atau pelecehan. Kami mengedepankan budaya internasional kami dan bekerja demi memastikan tim kami terintegrasi mendalam ke dalam tiap-tiap komunitas lokal," pungkasnya.

(Dio/Isk)

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya