Liputan6.com, Jakarta - Red Hat dan Nutanix mengumumkan kemitraan strategis untuk menghadirkan solusi-solusi terbaik dalam membangun, melakukan scale up, dan mengelola aplikasi cloud-native di lingkungan on-premise dan hybrid cloud.
Kemitraan ini menggabungkan teknologi-teknologi terkemuka di industri yang memungkinkan pelanggan melakukan instalasi, interoperabilitas, dan pengelolaan Red Hat OpenShift dan Red Hat Enterprise Linux dengan Nutanix Cloud Platform.
Advertisement
Paul Cormier, President and CEO, Red Hat menyatakan visi perusahaan adalah mengaplikasikan open hybrid cloud, di mana konsumen memiliki pilihan dan fleksibilitas.
Advertisement
Baca Juga
"Kemitraan kami dengan Nutanix memberikan penawaran hyperconverged terbaik untuk open hybrid cloud, memberikan pilihan yang lebih besar kepada konsumen kami tentang bagaimana mereka menjalankan workload yang terkontainerisasi dan didukung oleh support bersama," kata Paul dalam keterangan tertulis.
Lewat kemitraan ini, Red Hat OpenShift menjadi pilihan utama bagi enterprise full stack Kubernetes di Nutanix Cloud Platform.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hyperconverged Infrastructure
Para pelanggan yang ingin menjalankan Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift pada Hyperconverged Infrastructure dapat menggunakan platform cloud Nutanix Cloud Platform, termasuk Nutanix AOS dan AHV.
Rajiv Ramaswami, President and CEO, Nutanix menuturkan kemitraan ini menjadi titik temu antara solusi-solusi cloud-native Red Hat dengan kesederhananaan, fleksibilitas dan resiliensi Nutanix Cloud Platform.
Â
Advertisement
Lingkungan Hybrid Multicloud
"Bersama-sama, solusi kami memberikan suatu full stack platform bagi konsumen untuk membangun, menskalakan, dan mengelola aplikasi-aplikasi cloud-native yang menggunakan teknologi kontainer dan virtualisasi di dalam suatu lingkungan hybrid multicloud," ujar Rajiv.
Nutanix Cloud Platform kini menjadi pilihan utama HCI di Red Hat Enterprise Linux dan Red Hat OpenShift.
Hal ini memungkinkan konsumen menjalankan beban kerja yang menggunakan teknologi kontainer dan virtualisasi pada hyperconverged infrastructure.
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement