Liputan6.com, Jakarta - Instagram Stories saat ini memiliki durasi maksimal hanya 15 detik dan banyak pengguna yang merasa durasi itu tidak cukup bila mereka ingin mengunggah video panjang.
Jika kamu memiliki video berdurasi 150 detik, kamu harus memposting 10 Stories. Namun, jeda di antara setiap Instagram Stories mungkin bisa sedikit merusak narasi yang ada dalam video.
Baca Juga
Terkini, Instagram sedang menguji perpanjangan durasi Stories hingga 60 detik. Diwartakan Ubergizmo, Kamis (16/12/2021), informasi ini terungkap dari cuitan seorang konsultan media sosial Matt Navarra.
Advertisement
Ia membagikan tangkapan layar dari pemilik akun Twitter @yousufortaccom di Turki, di mana mereka mendapatkan pemberitahuan tentang fitur baru tersebut.
Instagram sendiri sudah menawarkan pengguna untuk memposting video panjang melalui IGTV, dan pembuat konten biasanya memposting tautan berisi video panjang di Stories untuk mempromosikannya.
Dengan mengizinkan konten video yang lebih panjang untuk dibagikan di Stories, ini akan membuat pengalaman menonton terasa lebih lancar sehingga pengguna tidak perlu merasakan banyak jeda.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tampilan Feed Instagram Sesuai Kronologi Bakal Diterapkan Awal 2022
Bos Instagram Adam Mosseri sebelumnya menjanjikan tampilan feed Instagram akan dikembalikan sesuai kronologi atau waktu unggah.
Ia pun mendapatkan banyak pertanyaan mengenai bagaimana Instagram akan menerapkan perubahan ini.
Melalui Stories, ia menjawab pertanyaan warganet. Mosseri mengatakan, perusahaan tengah menguji dua versi fitur tampilan feed. Ia menyebut, versi tampilan feed Instagram ditargetkan untuk segera dirilis awal 2022.
"Versi pertama feed kronologikal memungkinkan pengguna memilih konten favorit mereka untuk ditampilkan sesuai kronologi atau waktu unggah," kata Mosseri, dikutip dari The Verge, Senin (13/12/2021), .
Sementara versi kedua akan memungkinkan pengguna melihat unggahan dari semua akun yang diikuti sesuai kronologi atau waktu unggah.
Kendati demikian, Adam Mosseri tidak menyebutkan bagaimana rekomendasi unggahan bakal diselingi ke tampilan feed berbasis kronologi ini.
Mosseri juga memperjelas, perusahaan tidak akan membuang feed yang ditampilkan berdasarkan algoritma Instagram.
Advertisement
Tak akan Hapus Tampilan Feed Sesuai Algoritma
Penjelasan Mosseri ini memperjelas bahwa Instagram akan menerapkan metode tampilan feed yang sama dengan yang ditampilkan oleh Twitter. Di mana pengguna bisa memilih versi mana yang mereka sukai untuk menampilkan feed atau cuitan.
"Kami tidak beranjak dari pemeringkatan, kami akan memberi pengguna pilihan untuk menampilkan feed sesuai kronologis atau sesuai algoritma," kata Mosseri.
"Kami percaya, pemeringkat (algoritma berdasarkan preferensi konten pengguna) akan membantu kami menghubungkan orang-orang dengan konten yang paling penting untuk mereka," tuturnya.
Bersaksi di Hadapan Senat AS
Sebelumnya, Bos Instagram Adam Mosseri diminta untuk audiensi dengan subkomite Senat AS, Rabu, 8 Desember 2021, waktu AS.
Pria yang menjabat sebagai Instagram Head ini mengatakan, perusahaan tengah mengembangkan versi feed yang akan memperlihatkan unggahan-unggahan pengguna sesuai kronologi waktu posting.
Sekadar informasi, saat ini, tampilan feed Instagram menggunakan algoritma berbasis preferensi pengguna.
Perlu diketahui, feed yang ditampilkan berdasarkan algoritma Instagram diperkenalkan pertama kali pada 2016. Lalu, Instagram memperbaruinya pada 2017 dan menyertakan unggahan yang direkomendasikan atau preferensi pengguna. Demikian dikutip dari The Verge, Kamis (9/12/2021).
Tampilan feed semacam ini secara luas tidak disukai oleh banyak pengguna. Pasalnya pengguna merasa lebih senang kalau melihat unggahan teman-teman sesuai kronologi waktu.
Tampilan feed yang saat ini diaplikasikan Instagram diatur berdasarkan teknologi AI. Apa yang muncul dan dilihat pengguna adalah feed yang dipersonalisasi, sesuai preferensi dan aktivitas pengguna Instagram.
Meski berdasarkan personalisasi atau selera pengguna, tampilan feed ini kurang populer di kalangan pengguna.
Advertisement