Menkominfo Dorong Pers Adaptasi Teknologi Digital dan Khalayak

Menkominfo Johnny G. Plate dalam Konvensi Nasional Hari Pers Nasional 2022 mengajak pers adaptasi teknologi digital dan khalayak.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 09 Feb 2022, 11:44 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2022, 11:44 WIB
Menkominfo Johnny G. Plate
Menkominfo Johnny G. Plate dalam konferensi pers mengenai penandatanganan SKB tentang pedoman atas implementasi pasal tertentu UU ITE. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Konvensi Nasional Hari Pers Nasional 2022, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menuturkan saat ini telah terjadi pergeseran konsumsi media oleh masyarakat dalam satu dekade terakhir. Hal itu dapat dilihat dari penurunan konsumsi media konvesional dari 2011 sampai 2021.

"Konsumsi media cetak turun sekitar 50%, media televisi sekitar 24%, radio sekitar 19%. Di sisi yang lain, media berbasis desktop mengalami peningkatan konsumsi sebesar 20%, dan bahkan media berbasis seluler naik sebesar lebih dari 460%. Ini menurut catatan dari bandwith, record, and risky time tahun 2021," ujarnya.

Sementara dari sisi produksi, ada 75 persen eksekutif perusahaan global bidang komunikasi, jurnalisme, dan media massa menunjukkan adanya kebutuhan untuk berinovasi lebih tinggi dari sebelumnya.

Menurut Menkominfo, sebagai salah satu industri paling terdampak akibat pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi digital, 86 persen eksekutif tersebut percaya untuk bisa bersaing di dunia yang serba digital dibutuhkan strategi bisnis yang memposisikan audiens maupun pelanggan sebagai mitra kerja.

Di sisi lain, pertumbuhan arus data yang juga semakin besar memungkinkan perusahaan melakukan identifikasi, serta menyasar khalayak lebih akurat. bahkan, perkembangan kecerdasan buatan memudahkan perusahaan membangun personalisasi produk dan layanan bagi audiens yang berbeda sesuai kebutuhan.

"Saat ini di Indonesia pun kita melakukan roll out dan deployment 5G untuk merespons munculnya beragam teknologi, serta media digital yang baru misalnya metaverse, cloud computing, yang akan semakin mendorong pergerseran produksi maupun konsumsi di bidang komunikasi jurnalisme dan media," tuturnya.

Mengutip siaran pers yang diterima, Rabu (9/2/2022), pada 2019 tercatat layanan yang digunakan oleh setiap layanan 5G hanya berkisar sekitar 11,7 Gigabyte. Diproyeksikan pada 2018, layanan itu akan meningkat sampai 725 persen atau sekitar 84,83 Gigabyte setiap bulan.

"Pada masa tersebut diprediksikan pula layanan informatif, inovatif dan kreatif yang berbentuk audio visual baik berupa video berkualitas tinggi, augmented reality, virtual reality dan lainnya akan mendominasi 90 persen data berbasis teknologi 5G," tutur Menkominfo melanjutkan. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hari Pers Nasional 2022, Menkominfo Dorong Transformasi Digital di Industri

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate. (Liputan6.com/ Giovani Dio Prasasti)

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mendorong agar pers juga beradaptasi dengan teknologi digital.

Menurut Johnny, di era digital, kemajuan teknologi seperti big data, artificial intelligence, dan metaverse dapat memperkaya kebutuhan data serta analisis untuk produksi dan distribusi konten industri media.

Hal itu seperti diungkapkan Johnny dalam Konvensi Nasional Hari Pers Nasional 2022: Membangun Model Media Massa yang Berkelanjutan, yang berlangsung secara hibrida dari Phinisi Room Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Orientasi industri media yang baik akan tercermin dari jurnalisme yang berkualitas berbasiskan data, analisis dan pendekatan teoritis yang memadai," Johnny pada Selasa kemarin, dikutip dari siaran pers, Rabu (9/2/2022).

Menkominfo mengatakan, dunia terus didorong untuk melakukan transformasi digital di tengah berbagai keterbatasan yang timbul akibat pandemi. Hal ini juga penting dilakukan insan pers demi menemukan model bisnis baru media.

"Perubahan besar yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi digital menjadi orientasi, sekaligus solusi yang dapat menembus keterbatasan, memperluas perspektif dan jangkauan," kata Johnny.

"Sekaligus mempercepat proses di berbagai lini kehidupan, tentunya termasuk di industri media," imbuhnya yang hadir secara virtual.

Bantuan Kecerdasan Buatan

Johnny mengutip laporan The New York Times, di mana disebutkan hampir sepertiga konten yang diterbitkan jurnalis Bloomberg News dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan atau robot reporter.

Hasil kerja itu memudahkan jurnalis berfokus pada konten yang berdasarkan riset serta data humanisme yang kuat.

Selain itu, The Huffington Post juga memanfaatkan big data sejak 2014 untuk mengoptimalisasi konten, mengautentikasi komentar, memastikan efektivitas iklan, dan mengatur penempatannya hingga membuat personalisasi pasif.

Johnny mengatakan, dengan begitu, artikel tersebut akan lebih optimal dibaca lebih banyak khalayak dalam waktu yang relatif singkat.

"Ini studi dari Reuters Institute. Salah satu praktik sederhananya, big data digunakan untuk menentukan timing yang paling tepat, untuk menerbitkan satu artikel maupun platform apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam menyebarkan artikel tersebut," ujarnya.

(Dam/Isk)

Infografis Donald Trump Vs Jurnalis CNN dan Emmanuel Macron

Infografis Donald Trump Vs Jurnalis CNN dan Emmanuel Macron
Infografis Donald Trump Vs Jurnalis CNN dan Emmanuel Macron (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya