Epic Games Rilis Aplikasi Pemindaian 3D RealityScan untuk iOS

RealityScan adalah aplikasi pemindaian 3D untuk perangkat seluler, yang bisa mengubah foto menjadi model 3D dengan fidelitas tinggi dengan mudah

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Des 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 14:00 WIB
RealityScan (Dok. Epic Games)
RealityScan (Dok. Epic Games)

Liputan6.com, Jakarta - Epic Games dan Capturing Reality mengumumkan bahwa mereka telah merilis aplikasi RealityScan, yang sudah dapat diunduh gratis oleh para pengguna perangkat dengan iOS.

Mengutip keterangan resminya, Selasa (6/12/2022), RealityScan adalah aplikasi pemindaian (scanning) 3D untuk perangkat seluler, yang bisa mengubah foto menjadi model 3D dengan fidelitas tinggi dengan mudah.

Pengguna pun tidak memerlukan pengalaman yang banyak untuk dapat mulai memakai aplikasi ini.

Pengguna cukup memotret obyek dengan smartphone-nya, dan aplikasi RealityScan dengan pemrosesan cloud akan mengubahnya menjadi model 3D. Hasil ini nantinya bisa diekspor ke Sketchfab dan dibagikan.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Capturing Reality, pengembang solusi fotogrametri yang masih berada dalam grup Epic Games. Menurut perusahaan, misinya adalah membuat pemindaian 3D dapat diakses oleh semua kreator.

"Dengan RealityScan, sekarang siapa pun dapat membuat model 3D dari objek dunia nyata dan menggunakannya untuk meningkatkan realisme dari proyek visualisasi mereka," kata Epic Games.

Caputring Reality sebelumnya menggandeng Quixel, kurator Megascans, pustaka pemindaian terbesar dunia, untuk membuat pindaian fidelitas tinggi dengan aplikais desktop RealityCapture. 

Saat ini, aplikasi RealityScan memboyong teknologi itu untuk digunakan di smartphone pengguna dengan lebih mudah, serta gratis.

"Ini berarti bahwa semua kreator sekarang dapat dengan cepat dan mudah membuat model 3D yang akurat dengan kualitas yang setara dengan Megascans," tulis perusahaan.

Aset 3D yang sudah selesai akan bisa diunggah dari RealityScan ke Sketchfab, platform untuk mempublikasikan, berbagi, dan menjual konten 3D, realitas virtual (virtual reality/VR), dan augmented reality (AR).

Dari sana, pengguna bisa mengunduh model untuk dipakai di Unreal Engine, Twinmotion, MetaHuman, atau alat post-processing lainnya.

Meski begitu, Epic Games tidak menyebutkan kapan aplikasi canggih ini akan dirilis untuk para pengguna Android. Mereka juga tidak mengungkapkan apakah RealityScan akan dirilis ke Android atau tidak.

Epic Games Rilis Unreal Engine 5.1

Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)
Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)

Epic Games sendiri beberapa waktu lalu meluncurkan Unreal Engine 5.1 (UE 5.1), yang menghadirkan sejumlah fitur dan peningkatan baru. Adapun engine grafis ini sudah melewati uji stres untuk membuatnya semakin kuat, efisien, dan serbaguna bagi kreator.

Dalam siaran persnya, dikutip Kamis (24/11/2022), Epic memperkenalkan beberapa fitur dan peningkatan yang mereka bawa di Unreal Engine 5.1

Pertama adalah untuk game. Epic menyebut, lebih dari setengah dari semua game next-gen yang diumumkan digarap menggunakan Unreal Engine.

Pengembang bisa memanfaatkan pembaruan untuk sistem iluminasi dan refleksi global dinamis Lumen, sistem geometri mikropoligon tervirtualisasi Nanite, Virtual Shadow Maps (VSM) yang ada di dasar game,  dan pengalaman berjalan di 60 fps di konsol next-gen dan PC yang mumpuni.

Nanite juga menambahkan Programmable Rasterizer, untuk memungkinkan animasi dan deformasi yang digerakkan melalui World Position Offset, serta opacity masks.

UE 5.1 juga menambahkan beberapa fitur untuk meningkatkan efisiensi pengembang game dan proyek interaktif berskala besar lainnya, membantu tim menjadi lebih produktif.

Virtual Assets misalnya, memisahkan metadata dari data obyek, memungkinkan pengembang untuk hanya menyinkronkan apa yang mereka butuhkan dari sistem kontrol sumber seperti Perforce, menghasilkan ruang kerja yang lebih cepatn untuk pengembang, yang tidak memerlukan akses ke data obyek lengkap.

 

Untuk Dunia Terbuka yang Besar

Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)
Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)

Terakhir, di Unreal Engine 5.1, ada kompilasi shader sesuai permintaan, yang hanya mengkompilasi shader yang diperlukan, untuk me-render apa yang terlihat di layar saat bekerja di Unreal Editor.

Untuk pengembang yang membangun dunia yang terbuka dalam skala besar, perilisan ini juga menghadirkan fungsionalitas tambahan dan alur kerja yang lebih baik.

World Partition sekarang mendukung Large World Coordinates, memungkinkan pembuatan dunia terbuka yang besar, tanpa kehilangan presisi.

Pengguna juga dapat menikmati alur kerja kontrol sumber yang dipercepat dengan World Partition, berkat pengalaman pengguna yang lebih baik untuk mengelola, memfilter, mencari, dan melihat file dan daftar perubahan.

HLOD (Hierarchical Level of Detail) baru untuk rendering dan streaming air, memungkinkan pengguna membuat badan air besar di dunia terbuka, dengan kinerja lebih baik dan jejak memori yang lebih kecil.

Untuk produksi film, Epic mengklaim UE sudah digunakan di lebih dari 425 produksi film dan TV, dan diintegrasikan ke dalam lebih dari 300 tahapan produksi virtual di seluruh dunia.

 

In-Camera VFX Editor

Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)
Unreal Engine 5.1 (Dok. Epic Games)

Di Unreal Engine 5.1, Epic membawa In-Camera VFX Editor, sistem Light Card yang ditingkatkan, API Remote Control yang ditingkatkan, alat koreksi warna yang diperluas, dukungan awal untuk nDisplay, dan lain-lain.

Dalam In-Camera VFX Editor yang baru, terdapat Color Correction Windows, yang memungkinkan penyesuaian warna diterapkan secara eksklusif pada apa pun di belakangnya, bersama dengan kemampuan untuk menerapkan koreksi warna per aktor, yang mengurangi kebutuhan untuk masking yang kompleks.

Sistem pencahayaan dan refleksi global Lumen, juga menawarkan dukungan awal untuk nDisplay, asalkan jumlah lampunya sederhana (total sekitar 5 sampai 7 lampu, tergantung kartu grafis).

UE 5.1 juga menambahkan peningkatan pada GPU Lightmass, termasuk dukungan untuk Sky Atmosphere, Stationer Sky Lighsts, fitur ringan seperti profil IES dan tekstur Rect Light, serta peningkatan kualitas dan kinerja secara menyeluruh.

(Dio/Ysl)

infografis journal
infografis journal Kenapa Film Horor Banyak Diminati di Indonesia?. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya