Liputan6.com, Jakarta - Platform pertukaran kripto Binance kembali ke pasar Korea Selatan setelah menarik diri pada 2021. Baru-baru ini perusahaan telah mengakuisisi saham mayoritas di GOPAX, bursa kripto yang berbasis di Korea Selatan.
Pada November 2022, GOPAX menangguhkan penarikan pelanggan dari layanan keuangan terdesentralisasi (DeFi) miliknya, GoFi, setelah menderita efek dari pemberi pinjaman Genesis Global Trading, anak perusahaan Digital Currency Group (DCG) yang bangkrut.
Baca Juga
Mengutip TechCrunch, Jumat (17/2/2023), modal baru dari Binance memungkinkan pelanggan GOPAX melakukan penarikan dan pembayaran bunga untuk menormalkan platform perdagangan kripto Korea Selatan.
Advertisement
GOPAX memiliki lebih dari 600 ribu pengguna per Maret 2021. Seorang juru bicara Binance mengatakan kepada TechCrunch bahwa Binance juga berencana untuk menawarkan Binance Academy, platform pendidikan blockchain dan cryptocurrency, kepada pengguna GOPAX untuk meningkatkan kesadaran blockchain, kripto, dan web3.
Binance mengatakan modalnya berasal dari Inisiatif Pemulihan Industri (Industry Recovery Initiative/IRI), sebuah proyek investasi bersama yang dipimpin oleh Binance.
Binance telah menyiapkan IRI untuk melindungi pengguna di industri web3 dengan komitmen US$ 1 miliar. Perusahaan lain di industri web3 berpartisipasi dalam proyek IRI, termasuk Jump Crypto, Polygon Ventures, Aptos Labs, dan Animoca Brands.
“IRI diciptakan untuk mendukung perusahaan yang menjanjikan terkena dampak negatif dari peristiwa tahun lalu,” kata Changpeng “CZ” Zhao, pendiri dan CEO Binance, dalam pernyataannya.
“Kami berharap langkah bersama GOPAX akan membangun kembali industri kripto dan blockchain Korea Selatan lebih lanjut,” sambungnya.
Berapa Nilai Akuisisinya?
Binance tidak mengungkapkan jumlah saham atau nilai transaksi dari akuisisi tersebut. Namun, menurut media lokal pada Januari 2023, Binance sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli 41,2% saham GOPAX dari pemegang saham terbesar perusahaan, CEO GOPAX Junhaeng Lee.
GOPAX adalah salah satu dari lima bursa kripto (Upbit, Bithumb, Coinone, Korbit, dan GOPAX) di Korea Selatan.
Upbit memiliki pangsa pasar terbesar, dengan 76,6% dalam hal nilai perdagangan pada tahun 2021, diikuti oleh Bithumb dan Coinone dengan masing-masing 18,5% dan 4,5%. Demikian menurut laporan perusahaan riset kripto Xangle.
Akuisisi terbaru datang hampir dua bulan setelah Binance membeli Sakura Exchange BitCoin (SEBC) di Jepang dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Inisiatif ini dilakukan Binance untuk kembali memperluas jejaknya di pasar Asia Timur.
Binance masuk kembali ke Jepang tahun lalu melalui akuisisi SEBC, dua tahun setelah menghentikan layanannya di pasar Jepang.
Sebelumnya, Badan Layanan Keuangan Jepang (Financial Services Agenc/FSA) mengeluarkan peringatan kepada Binance, yang beroperasi tanpa registrasi dan lisensi, pada tahun 2018 dan 2021. Binance mengatakan pihaknya “mengamankan lisensi pertamanya di Asia Timur dengan mengakuisisi SEBC.”
Advertisement
Kolaborasi dengan Regulator
Binance juga mengatakan pihaknya berkomitmen untuk berkolaborasi dengan regulator Korea Selatan dan pemangku kepentingan aset virtual untuk mengeksplorasi bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan teknologi dan likuiditasnya untuk mendukung ekosistem lokal.
Namun, juru bicara Binance tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang percakapan yang sedang berlangsung mengenai lisensi dan pendaftaran di Korea Selatan.
Korea Selatan terus berusaha untuk mengatur sektor kripto guna melindungi investor setelah serangkaian kebangkrutan dan tuduhan penipuan di ruang web3 global tahun lalu. Awal tahun ini, Jepang juga menyerukan negara lain untuk mengatur aturan kripto seketat bank.
Sebagai informasi, Binance telah memperoleh persetujuan atau otorisasi peraturan di banyak negara, termasuk Jepang, Prancis, Italia, Spanyol, Bahrain, Abu Dhabi, Dubai, Selandia Baru, dan lainnya.
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Advertisement