OpenAI Perkenalkan GPT-4 yang Bisa Bikin ChatGPT Jadi Lebih Pintar

OpenAI akhirnya memperkenalkan GPT-4, model bahasa AI yang membawa peningkatan daripada pendahulunya GPT-3.5, yang ada di ChatGPT

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 15 Mar 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 15:00 WIB
OpenAI (Foto: laman OpenAI)
OpenAI (Foto: laman OpenAI)

Liputan6.com, Jakarta - OpenAI akhirnya memperkenalkan teknologi language model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terbaru mereka yaitu GPT-4. Ini adalah generasi terbaru dari model bahasa AI yang mendukung aplikasi seperti ChatGPT dan Microsoft Bing.

OpenAI mengklaim, model ini lebih kreatif dan kolaboratif daripada sebelumnya, serta bisa menyelesaikan masalah yang sulit dengan akurasi yang lebih baik.

Selain itu, model bahasa AI GPT-4 juga dapat mengurai input teks dan gambar, meskipun hanya bisa merespon melalui teks.

Namun, OpenAI juga memperingatkan sistem ini mungkin masih memiliki masalah serupa dengan model sebelumnya, seperti kecenderungan untuk mengarang inforamsi atau "berhalusinasi", serta mungkin menghasilkan teks yang kasar.

Mengutip The Verge, Rabu (15/3/2023), OpenAI menyebut mereka telah bermitra dengan sejumlah perusahaan, untuk mengintegrasikan teknologi AI GPT-4 ke dalam produk-produknya, termasuk Duolingo, Stripe, dan Khan.

Sementara untuk masyarakat umum, model bahasa AI baru ini tersedia melalui ChatGPT Plus atau layanan berbayar ChatGPT, dan sudah mendukung chatbot AI Microsoft Bing.

Selain itu, OpenAI juga akan membukanya untuk diakses sebagai API untuk para pengembang. Melalui blog-nya, OpenAI menyebut perbedaan antara GPT-4 dan GPT-3.5 (yang menjadi tenaga ChatGPT), adalah kehalusan dalam percakapan biasa.

CEO OpenAI Sam Altman melalui Twitter menyebut, GPT-4 "masih cacat, masih terbatas" tetapi juga "tampaknya masih lebih mengesankan pada penggunaan pertama daripada setelah Anda menghabiskan lebih banyak waktu dengannya."

 

Spekulasi yang Sempat Beredar Soal GPT-4

ChatGPT
Tampilan ChatGPT. (unsplash/Rolf van Root)

Perusahaan juga menyebut peningkatan GPT-4 tercatat dalam kinerja sistem di beberapa tes dan tolok ukur termasuk tes Uniform Bar Exam, LSAT, SAT Math, dan SAT Evidence-Based Reading & Writing.

Dalam ujian-ujian tersebut disebutkan, skor GPT-4 berada di persentil ke-88 ke atas.

Sempat ada spekulasi mengenai GPT-4 bakal hadir dengan peningkatan atau lompatan besar. Namun dengan pengumuman ini, peningkatannya lebih bersifat iteratif, seperti yang diisyarakatkan Altman sebelumnya.

"Orang-orang memohon untuk kecewa dan mereka akan kecewa," kata Altman dalam sebuah wawancara tentang GPT-4 pada Januari.

Microsoft juga sempat menyebutkan, sistem GPT-4 akan multi-modal, yaitu mampu menghasilkan tidak hanya teks tetapi juga media lainnya.

Ini membuat banyak orang percaya, sistem tersebut akan mengintegrasikan teks, audio, dan video, sehingga menawarkan cara yang terbaik untuk membangun sistem AI yang lebih mumpuni. 

GPT-4 Dapat Menerima Input Teks dan Gambar

Contoh penggunaan input visual di GPT-4 (OpenAI)
Contoh penggunaan input visual di GPT-4 (OpenAI)

Namun, GPT-4 memang multimodal, tetapi dalam media yang lebih sedikit daripada yang diperkirakan. OpenAI mengatakan, sistem dapat menerima input teks dan gambar dan mengeluarkan output teks.

Perusahaan mengatakan kemampuan model untuk mengurai teks dan gambar secara bersamaan, memungkinkannya menginterpretasikan input yang lebih kompleks.

Dalam salah satu contoh input visual di laman penelitiannya, OpenAI memberikan contoh bagaimana GPT-4 menguraikan deskripsi mengenai "apa yang aneh" dari gambar seorang pria menyetrika di belakang sebuah taksi yang sedang berjalan.

Lebih lanjut, OpenAI menekankan bahwa sistem telah melalui enam bulan pelatihan keselamatan.

Dalam pengujian internal, ia "82 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menanggapi permintaan konten yang dilarang dan 40 persen lebih mungkin untuk menghasilkan tanggapan faktual daripada GPT-3.5."

 

GPT-4 Masih Bisa Membuat Kesalahan

Apa itu ChatGPT buatan OpenAI
Apa itu ChatGPT buatan OpenAI, cek penjelasannya di sini. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Meskipun begitu, bukan berarti sistem tidak dapat melakukan kesalahan atau membuat konten berbahaya.

Microsoft, yang akhirnya mengungkapkan chatbot Bing mereka selama ini sudah memakai GPT-4, di mana banyak pengguna dapat melewati batasan dengan berbagai cara kreatif, membuat bot menawarkan saran berbahaya hingga mengancam pengguna.

Selain itu, GPT-4 juga masih kekurangan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi setelah sebagian besar datanya terputus pada September 2021.

(Dio/Ysl)

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya