Twitter Kembalikan Akses API Gratis ke Akun Pemerintah dan Layanan Publik untuk Sebarkan Info Penting

Twitter telah mengembalikan akses Application Programming Interface (API) gratis untuk mendukung pemerintah dan layanan publik dalam menyampaikan informasi penting.

oleh Dinda Charmelita Trias Maharani diperbarui 03 Mei 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2023, 20:00 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengumumkan akan mengembalikan akses Application Programming Interface (API) gratis untuk mendukung layanan pemerintah dan publik.

Dengan demikian, akun layanan pemerintah dan publik kini bisa menyampaikan informasi penting, seperti pemberitahuan darurat, pembaruan transportasi, dan peringatan cuaca tanpa biaya.

Pembaruan ini dikabarkan oleh tim Twitter Development melalui akun resminya. Dalam laporan tersebut, diperkenalkan bentuk baru dari akses API Twitter gratis (v2) yang memiliki batas 1.500 cuitan per bulan.

“Salah satu contoh penggunaan yang paling penting dari API Twitter adalah utilitas publik. Pemerintah terverifikasi atau layanan milik publik yang men-tweet peringatan cuaca, pembaruan transportasi, dan pemberitahuan darurat dapat menggunakan API, untuk tujuan penting ini, secara gratis,” tulisnya dalam keterangan akun @TwitterDev.

Sebelumnya, Twitter telah menghentikan akses API gratisnya. Kebijakan ini menimbulkan masalah bagi lembaga publik yang bergantung pada fungsi pemrograman tersebut.

Mengutip Engadget, Rabu (3/5/2023), Twitter memang telah mengumumkan penetapan tiga harga berbeda untuk mengakses API pada bulan Maret 2023.

Akses dasar dikenai biaya sebesar 100 dolar Amerika Serikat per bulan dengan batas tetap 3.000 cuitan, sehingga membutuhkan biaya yang besar.

Untuk diketahui, pemberhentian akses API Twitter gratis ini sempat berdampak buruk bagi akun dari layanan pemerintah.

Belum lama ini, otoritas Transportasi Metropolitan New York menyatakan akan berhenti mengunggah berbagai peringatan penting melalui Twitter. Mereka menyebut telah menghadapi biaya yang cukup tinggi, yakni sebesar 50.000 Dolar AS atau sekitar Rp 700 jutaan per bulan.

Hal ini pun berdampak buruk, terutama bagi pemerintah yang ingin memberikan informasi penting melalui saluran sebanyak mungkin.

Penghapusan Akses API Gratis Berdampak pada Sejumlah Perusahaan

Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter. (Liputan6/Pixabay)

Tak hanya itu, penghapusan akses API gratis juga telah berdampak pada beberapa aplikasi dan layanan yang mengandalkannya untuk membagikan konten.

Sebagai contoh, Microsoft mencabut Twitter dari jajaran media sosial mereka yang digunakan untuk kebutuhan periklanan dan menonaktifkan fitur tangkapan layar Twitter untuk Windows dan Xbox.

Di bawah kepemimpinan Elon Musk, Twitter telah membatasi fungsionalitas yang sebelumnya gratis. Upaya ini dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan melalui fitur berlangganan. 

Salah satunya pembaruan tersebut adalah kewajiban berlangganan Twitter Blue untuk mendapatkan verifikasi atau centang biru. Dengan adanya kebijakan ini, banyak figur publik dan akun resmi di Twitter yang kehilangan centang biru yang sebelumnya dimilikinya.

Lebih Lanjut Soal API Twitter

Ilustrasi twitter
Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Penghentian API ini tentu saja bisa berdampak kepada sejumlah layanan yang menggunakan API gratis Twitter, mulai dari akun-akun yang menggunakan bot untuk membuat konten, serta game.

Sekadar informasi, dikutip dari Gamerbraves, API dalam istilah yang sederhana adalah cara dua atau lebih program komputer untuk berkomunikasi satu sama lain.

Twitter menawarkan dua di antaranya: REST API yang membantu pengembang mengakses data Twitter, dan search API yang menyediakan metode bagi pengembang untuk berinteraksi dengan fitur pencarian Twitter.

Pengguna Twitter Akan Dikenakan Biaya saat Klik Konten Berita Mulai Mei 2023

Inilah 5 Sumber Kekayaan Elon Musk, Bos Tesla yang Baru Beli Twitter Rp635 Triliun
Elon Musk beli Twitter senilai Rp635 triliun. Dari mana saja sumber kekayaannya? (Instagram/elon.r.muskk).

Di sisi lain, Twitter menyediakan cara baru bagi penerbit untuk memperoleh penghasilan dari konten berita mereka di luar opsi langganan.

Menurut bos Twitter, Elon Musk, perusahaan akan mengizinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk akses ke artikel individual yang mereka posting di situs web, paling cepat bulan depan.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna per artikel dengan satu klik," cuit Elon Musk, dikutip Minggu (30/4/2023).

Ia menjelaskan hal ini memungkinkan pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali.

"Harus menjadi win-win utama untuk keduanya, organisasi media dan publik," tulis Elon Musk menambahkan.

Namun, hingga saat ini, detail tentang fitur tersebut masih belum jelas. Musk hanya mengatakan bahwa itu akan mulai diluncurkan bulan depan, tidak jelas jenis akun dan outlet media apa yang dapat membebankan biaya per artikel.

Infografis Tekno Google Twitter revisi
Infografis Tekno Google Twitter revisi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya