Merevolusi Daur Ulang: Ubah Sampah Plastik menjadi Bahan Kimia Berharga

Tim peneliti inovatif dari Virginia Tech di AS telah meluncurkan solusi inovatif yang dapat mengubah cara kita menangani sampah plastik.

oleh M Hidayat diperbarui 27 Agu 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2023, 08:00 WIB
Botol plastik
Ilustrasi botol plastik daur ulang (Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sampah plastik, khususnya jenis yang digunakan dalam barang sehari-hari seperti peralatan makan sekali pakai dan bahan isolasi, telah menjadi masalah lingkungan yang besar karena sulitnya diproses daur ulang.

Namun, tim peneliti inovatif dari Virginia Tech di AS telah meluncurkan solusi inovatif yang dapat mengubah cara kita menangani sampah plastik.

Diterbitkan di jurnal Angewandte Chemie, penelitian ini menyajikan metode yang disebut "Degradation Upcycling" atau disingkat "Deg-Up". Pendekatan ini mempunyai potensi untuk mengekstraksi bahan kimia berharga dari bahan plastik umum yang disebut polistiren, yang sering digunakan pada barang-barang seperti kemasan busa dan peralatan plastik.

Masalah dengan polistiren terletak pada daur ulangnya. Ini tidak semudah membuangnya ke tempat sampah daur ulang seperti plastik lainnya.

Metode tradisional untuk memecah polistiren menjadi senyawa yang bermanfaat memerlukan biaya yang mahal, boros energi, atau menghasilkan campuran produk yang kompleks. Metode baru yang disajikan oleh tim ini menghindari permasalahan ini dan menawarkan pendekatan yang lebih sederhana dan ramah lingkungan.

Begini cara kerjanya; para peneliti menggunakan proses dua langkah. Pertama, mereka memecah polistiren menjadi produk utama yang disebut benzena menggunakan katalis yang disebut aluminium klorida.

Kemudian, produk benzena ini diubah menjadi berbagai bahan kimia berharga dalam reaktor yang sama. Bahan kimia ini tidak hanya penting untuk industri seperti kosmetik dan obat-obatan tetapi juga memiliki kegunaan yang luas.

 

Kelebihan Metode Ini

Salah satu kelebihan utama dari metode ini adalah kesederhanaannya. Prosesnya dilakukan pada suhu sedang dengan menggunakan katalis yang murah.

Ditambah lagi, para peneliti dengan cerdik memanfaatkan pelarut, benzena, yang diperoleh dari sampah plastik. Artinya hanya benzena dalam jumlah tertentu yang digunakan, dan pelarut yang tidak terpakai dapat didaur ulang untuk diproses lebih lanjut.

Untuk membuktikan konsep tersebut, tim menguji metode mereka pada berbagai jenis limbah polistiren, seperti bahan pengemas dan peralatan plastik. Hasilnya? Produk cair yang utamanya terdiri dari benzena yang dapat langsung diubah menjadi bahan kimia berharga dengan efisiensi tinggi.

Misalnya, mereka mampu membuat bahan kimia seperti asetofenon, yang digunakan dalam kosmetik dan obat-obatan, serta benzofenon, bahan tabir surya dan plastik

 

Hasilkan senyawa aromatik

Selain itu, tim tersebut menghasilkan senyawa aromatik yang mengandung sulfur yang memiliki aplikasi penting dalam industri polimer.

Yang membuat metode ini lebih menjanjikan adalah potensinya mengubah sejumlah besar sampah plastik menjadi bahan kimia yang dapat digunakan dalam proses industri lainnya. Tidak seperti beberapa plastik, bahan insulasi polistiren tidak mudah didaur ulang secara mekanis, yang memerlukan penyortiran dan penghancuran. Namun, proses Deg-Up ini kuat, artinya dapat menangani beberapa kontaminasi dan tetap memberikan hasil yang berharga.

Di dunia yang sedang bergulat dengan polusi plastik dan perlunya solusi berkelanjutan, penelitian ini membawa secercah harapan. Hal ini menunjukkan bahwa sampah plastik kita dapat diubah menjadi sesuatu yang berharga dan berguna, membawa kita lebih dekat ke masa depan yang lebih sirkular dan ramah lingkungan.

Meskipun diperlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut, metode Deg-Up menawarkan jalur yang menjanjikan dalam mengurangi jejak plastik dan menciptakan dampak positif terhadap lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya