Liputan6.com, Jakarta - Sejak didirikannya pada 2002, Kaopu Cloud telah membangun lebih dari 50 kota edge node di lebih dari 150 data center. Sudah ada 30 negara di dunia yang merasakan layanan dari perusahaan ini.
Awal tahun ini, Kaopu Cloud mulai memasuki pasar Indonesia dengan menghadirkan layanan edge cloud.
Baca Juga
Dalam langkah perluasan pasar ini, perusahaan bermitra dengan EDGE DC dalam hal sumber daya data center dan konektivitas untuk menjangkau pengguna.
Advertisement
CEO EDGE DC, Stephanus Oscar, mengatakan data center mereka didedikasikan guna menyediakan infrastruktur digital berskalabilitas tinggi dengan konektivitas latensi rendah bagi pelanggan.
Dengan memanfaatkan data center EDGE DC, Kaopu Cloud diklaim mampu menghadirkan layanan yang andal, aman, dan memiliki skalabilitas.
Kaopu Cloud memasang PoP (Point of Presence) jaringan inti milik perusahaan di EDGE DC, berupaya memenuhi permintaan pelanggan di Indonesia yang terus meningkat.
Sementara itu, untuk menghubungkan Koupu Cloud ke IX (Internet Exchange) lokal dan mitra jaringan di Indonesia, EDGE DC dan Indonet berperan dalam penyediaan pengetahuan dan sumber daya infrastruktur digital lokal.
Adapun untuk mempercepat konektivitas kepada pengguna, Kaopu Cloud menggunakan internet exchange yang carrier-neutral dan paling mutakhir, yaitu EPIX.
Sekadar diketahui, EPIX (Edge peering Internet Exchange) merupakan cross-connect dengan kecepatan yang sangat tinggi bersifat netral terhadap operator.
“Layanan interkoneksi khusus, seperti layanan cross-connects, private network connections and peering mendukung pelanggan dalam membangun arsitektur jaringan fleksibel dan bisa terus ditingkatkan,” ujar Oscar melalui keterangannya, Minggu (24/12/2023)
World Cloud Show 2023, Momentum Indonesia Mengakselerasi Transformasi Digital
Di sisi lain, pada Selasa (7/11/2023), Trescon telah menggelar konferensi World Cloud Show 2023 di Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan, Jakarta.
Ini merupakan acara global yang mempertemukan para pemimpin cloud, inovator teknologi, dan influencer bisnis untuk menginspirasi wawasan kolaboratif dan membangun ekonomi digital.
World Cloud Show ke-22 ini dirancang untuk mentransformasi ekonomi digital Indonesia dengan menyediakan platform bagi para perusahaan dan lembaga pemerintah untuk bertemu dengan para pemimpin cloud global dan inovator teknologi.
CEO Trescon Naveen Bharadwaj mengatakan, acara ini akan mendiskusikan tren dan inovasi terbaru yang memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia.
“Seiring dengan keinginan Indonesia untuk meningkatkan daya saing industrinya dan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi global, negara ini perlu merombak fondasi ekonomi untuk mempercepat transformasi digital,” ujarnya Naveen Bharadwaj.
Lebih lanjut, berdasarkan Indeks Pengembangan E-Government 2020, PBB menempatkan Indonesia pada tahap awal adopsi cloud, dengan peringkat ke-88 dari 193 negara.
Advertisement
Turut Jadi Upaya Mengamankan Ruang Siber
Dalam acara tersebut Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Dono Indarto, mengungkapkan, penggunaan teknologi cloud tak terlepas dari ancaman siber. Hal ini pun bisa menjadikan proses bisnis cloud terganggu.
Untuk itu menurut Dono, “Perlu adanya kolaborasi yang aktif antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan komunitas/masyarakat untuk saling bahu membahu melawan kejahatan siber sesuai dengan yang tertuang dalam Strategi Keamanan Siber Nasional.”
Dono mengungkap, beberapa ancaman yang dapat terjadi di antaranya pencurian data, penyebaran malware dan ransomware, DDOS, dan account hijacking. Apabila dilihat sejauh ini, serangan siber ini juga menyasar para penyedia layanan cloud besar seperti Amazon hingga Microsoft.
Melihat ancaman-ancaman tersebut, para penyedia jasa layanan cloud harus dapat mewaspadai dan terus melakukan upaya-upaya perlindungan yang maksimal dalam mengamankan infrastrukturnya.
“Dalam memitigasi terhadap ancaman siber tersebut, pemerintah tentunya sebagai regulator telah berupaya melindungi industri penyedia jasa layanan cloud di Indonesia dan juga pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa layanan cloud,” ujar Dono.
Guna mewujudkan kolaborasi pemerintah, para pelaku usaha, dan pihak-pihak lainnya, ia berharap adanya World Cloud Show 2023 ini dapat menemukan hasil diskusi konkret untuk menjaga ruang siber Indonesia.
Infomedia Hadirkan Evolusi Layanan Pelanggan dengan Adopsi AI, Cloud & Automation
Sementara itu, di era digital yang berkembang pesat saat ini, berbagai perusahaan terus mencari cara untuk menjawab kebutuhan pasar, melakukan efisiensi, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan secara bersamaan.
Salah satu cara mencapai tujuan tersebut adalah melalui penggunaan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi proses robotik (RPA) untuk mengoptimalkan manajemen hubungan pelanggan (CRM) dan operasi layanan bersama (Shared Service).
Untuk menjawab kebutuhan pasar dan mendorong pertumbuhan bisnis yang mengedepankan teknologi AI dan robotik, PT Infomedia Nusantara subsidiary PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan solusi digital pada pengelolaan proses bisnis perusahaan atau yang dikenal dengan Business Process Outsourcing (BPO).
Sujito, Direktur Marketing & Sales Infomedia menyampaikan tuntutan bagi para pelaku bisnis saat ini sudah semakin ketat, seluruh industri menghadapi tantangan seperti perubahan lanskap persaingan dalam bisnis, perubahan perilaku dan harapan konsumen hingga perubahan regulasi.
“Maka, terus bertransformasi dan berinovasi merupakan strategi dasar Infomedia dalam memberikan pengalaman yang selangkah lebih depan serta secara bersamaan membantu mendorong pertumbuhan bisnis pelanggan,” kata Sujito.
Melansir IDC, nilai pasar BPO diprediksi akan terus meningkat, seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk semakin fokus pada perkembangan bisnis intinya, dan mempercayakan pengelolaan proses operasional non-inti kepada pihak ketiga.
Potensi besar ini selaras dengan Frost & Sullivan yang menilai bahwa pasar BPO akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 9,4% dari 2020 hingga 2027.
Advertisement