Liputan6.com, Jakarta - Kaspersky Digital Footprint Intelligence menemukan hampir 3.000 postingan di dark web sepanjang 2023, membahas penggunaan ChatGPT untuk tujuan ilegal atau berbicara tentang alat yang mengandalkan teknologi AI.
Analis Jejak Digital di Kaspersky, Alisa Kulishenko, menyebut perbincangan mengenai topik itu terdeteksi mencapai puncaknya pada Maret 2023, dan terus berlanjut.
Baca Juga
“Aktor ancaman secara aktif menjajaki berbagai skema untuk mengimplementasikan ChatGPT dan AI. Topiknya sering kali mencakup pengembangan malware dan jenis penggunaan model bahasa terlarang lainnya, seperti pemrosesan data pengguna yang dicuri, penguraian file dari perangkat yang terinfeksi, dan lainnya," Alisa mengungkapkan.
Advertisement
Melalui keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (2/2/2024), ia menilai popularitas alat AI menyebabkan integrasi respons otomatis dari AI ChatGPT atau sejenisnya ke dalam beberapa forum penjahat dunia maya.
"Selain itu, pelaku ancaman cenderung membagikan jailbreak melalui berbagai saluran dark web--serangkaian perintah khusus yang dapat membuka fungsionalitas tambahan--merancang cara untuk mengeksploitasi alat yang sah, seperti untuk pentesting, berdasarkan model untuk tujuan berbahaya,” Alisa menjelaskan.
Selain chatbot dan kecerdasan buatan yang disebutkan, banyak perhatian juga tertuju pada proyek seperti XXXGPT, FraudGPT, dan lainnya.
Model bahasa ini dipasarkan di dark web sebagai alternatif ChatGPT, dengan fungsionalitas tambahan dan tidak adanya batasan asli.
Maraknya Akun ChatGPT Curian
Ancaman lain bagi pengguna dan perusahaan adalah pasar akun ChatGPT versi berbayar. Pada tahun 2023, 3000 postingan lainnya (selain yang disebutkan sebelumnya) yang mengiklankan penjualan akun ChatGPT diidentifikasi di dark web dan saluran bayangan Telegram.
Postingan ini mendistribusikan akun curian atau mempromosikan layanan registrasi otomatis secara besar-besaran dengan membuat akun berdasarkan permintaan. Khususnya, postingan tertentu berulang kali dipublikasikan di berbagai saluran dark web.
“Meskipun alat AI itu sendiri pada dasarnya tidak berbahaya, hacker mencoba menemukan cara yang efisien dalam menggunakan model bahasa, sehingga memicu tren untuk menjadikannya ancaman dunia maya dan, dalam beberapa kasus, berpotensi meningkatkan jumlah serangan siber," tutur Alisa.
Namun, katanya, kecil kemungkinannya bahwa AI generatif dan chatbots akan merevolusi lanskap serangan--setidaknya pada tahun 2024.
"Meskipun demikian, tetap mendapatkan informasi tentang aktivitas penyerang sangat penting untuk menjadi yang terdepan dalam hal keamanan siber perusahaan,” Alisa memungkaskan.
Advertisement
ChatGPT Dikeluhkan Jadi Malas, Ini Kata OpenAI
Baru-baru ini, OpenAI mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki keluhan tentang ChatGPT yang menjadi “malas”.
Dalam beberapa hari terakhir, perusahaan menerima keluhan dari para pengguna ChatGPT versi terbaru yang dibuat berdasarkan model GPT-4 OpenAI. Mereka mengaku bahwa chatbot menolak perintah yang diberikan dan tidak menjawab pertanyaan mereka.
Mengutip Independent, Jumat (15/12/2023), saat pengguna ChatGPT meminta serangkai kode, misalnya, chatbot ini hanya memberikan sedikit informasi dan kemudian menginstruksikan pengguna untuk mengisi sisanya.
Tidak hanya itu, beberapa orang juga mengeluhkan, chatbot kecerdasan buatan itu mengatakan mereka bahwa mereka (pengguna) "mampu melakukan pekerjaan itu sendiri".
Sementara itu, di thread Reddit dan postingan di forum pengembang OpenAI sendiri, pengguna mengeluh bahwa sistem menjadi kurang berguna.
Mereka juga berspekulasi bahwa perubahan tersebut sengaja dilakukan oleh OpenAI agar ChatGPT lebih efisien dan tidak memberikan jawaban yang panjang.
OpenAI telah mengetahui keluhan mengenai sistem tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa tidak ada perubahan yang dilakukan pada model ini.
“Kami telah mendengar semua tanggapan Anda tentang GPT4 yang semakin malas!,” tulis perusahaan kecerdasan buatan tersebut di Twitter/X.
“Kami belum memperbarui modelnya sejak 11 November, dan ini tentu saja tidak disengaja. perilaku model tidak dapat diprediksi, dan kami sedang berupaya memperbaikinya,” tambahnya lebih lengkap.
ChatGPT OpenAI Lebih Banyak Digunakan Oleh Remaja
Di samping itu, sebuah penelitian terbaru Ofcom di Inggris menemukan bahwa remaja dan anak-anak cenderung lebih banyak menggunakan AI (kecerdasan buatan) generatif dibandingkan orang dewasa.
Regulator mengatakan studi terbarunya menunjukkan bahwa empat dari lima remaja berusia 13-17 tahun kini menggunakan alat AI generatif, termasuk chatbot seperti ChatGPT. Bahkan, 40% dari remaja berusia 7-12 tahun juga menggunakan teknologi tersebut.
Sementara itu, untuk pengguna internet dewasa yang pernah menggunakan teknologi AI hanya 31%. Dan di antara 69% yang belum pernah menggunakannya, 24% tidak mengetahui apa itu teknologi. Demikian seperti yang dilaporkan Independent, dikutip Selasa (5/12/2023).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ofcom, ChatGPT OpenAI menjadi alat AI generatif yang paling banyak digunakan oleh peserta penelitian. Dengan 23% dari mereka yang berusia 16 tahun adalah pengguna chatbot tersebut.
58% dari mereka menggunakan ChatGPT hanya untuk bersenang-senang. Sementara itu, sepertiga dari mereka menggunakannya untuk bekerja dan seperempatnya untuk membantu studi mereka. Tidak hanya itu, beberapa juga menggunakannya untuk mencari saran terkait sesuatu.
Advertisement