Gamer Call of Duty Ngamuk Gara-Gara Liga dan Turnamen Dikuasai Activision

Sejumlah gamer profesional Call of Duty mengamuk dan kesal karena merasa liga dan turnamen game ini dikuasai oleh Activision sehingga membuat persaingan tidak sehat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 19 Feb 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 17:00 WIB
Activision Blizzard
Activision Blizzard, perusahaan gim dengan pendapatan paling banyak untuk saat ini. Sumber: Charlie INTEL

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut video game Activision Blizzard harus menghadapi kemarahan para gamer Call of Duty. Tidak tanggung-tanggung, Activision Blizzard bahkan juga menanggung gugatan hukum karena mereka dianggap membatasi kompetisi untuk game andalan Call of Duty.

Pemain profesional Hector Rodriguez dan Seth Abner dalam tuntutannya mengatakan, Activision Blizzard melakukan persaingan tidak sehat. Gugatan ini diajukan di pengadilan federal Los Angeles, Kamis lalu.

Dikatakan, Activision secara tidak sah melakukan monopoli keuntungan untuk liga dan turnamen Call of Duty.

Sekadar informasi, Call of Duty merupakan game first-person-shooter yang pertama kali diperkenalkan pada 2003. Menurut gugatan itu, game Call of Duty merupakan salah satu game dengan penjualan paling tinggi dalam industri serta membantu Activision meraup pendapatan tahunan miliaran dolar AS.

Sementara itu, mengutip Reuters, Senin (19/2/2024), Activision dalam pernyataannya membantah. "Kami akan membantah keras gugatan dari para penggugat untuk 'puluhan juta dolar' yang tidak memiliki dasar dalam fakta atau hukum," kata pihak Activision.

Activision Punya Liga Sendiri dan Dianggap Hilangkan Persaingan

Call of Duty: Black Ops 4
Call of Duty: Black Ops 4 hadirkan battle royale mode seperti Fortnite dan PUBG. (Doc: Activision)

Perlu diketahui, Microsoft mengakuisisi Activision tahun lalu dengan nilai USD 69 miliar. Sebelumnya di tahun 2016, Activision membayar USD 46 juta untuk membeli turnamen Major League Gaming. Di mana, dalam gugatan disebutkan bahwa Major League Gaming merupakan penyelenggara kompetisi Call of Duty bergengsi.

"Liga dan turnamen game Call of Duty merupakan produk dengan daya saing tinggi, hingga tahun 2019 ketika Activision mulai membuka liga sendiri dan menghilangkan persaingan," kata penggugat dalam surat gugatannya.

Selanjutnya, Activision memberlakukan ketentuan kontrak pada tim dan pemain. "Tim yang tidak menyetujui aturan Activision dihilangkan sepenuhnya dari pasar Call of Duty profesional," kata tuntutan itu.

Usut punya usut, perusahaan Rodriguez HCZ LLC juga merupakan penggugat. Di mana, tahun lalu Activision menyelesaikan tuntutan hukum oleh Departemen Kehakiman AS, menuding perusahaan tersebut menekan upah para pemain dalam liga-liga esports profesional.

 

Game Eksklusif di Xbox

Call of Duty
Tampilan Call of Duty Warzone yang siap dirilis Activision (sumber: Activision)

Sebelumnya, setelah Microsoft akuisisi Activision, berbagai game eksklusif di konsol Xbox hadir ke Nintendo Switch. Hal ini terjadi setelah presiden Microsoft Brad Smith menandatangani kontrak berjangka 10 tahun dengan Microsoft.

Di antara berbagai game eksklusif Xbox yang akan ada di Nintendo Switch ada judul game populer firts-person shooter, Call of Duty.

Game-game ekslusif ini bakal mulai tersedia di Nintendo Switch setelah Microsoft mengakuisisi perusahaan pengembang game Activision Blizzard.

Setelah berjanji pada Desember 2022 untuk memindahkan properti game ke sistem Nintendo usai akuisisi Activision Blizzard selesai, Microsoft dan Nintendo kini menandatangani perjanjian formal untuk mulai hadirkan game besutan Activision ke konsol Switch.

Smith menjelaskan, keputusan tersebut melalui cuitan. Ia menyebut, langkah ini merupakan bagian dari komitmen mereka untuk menghadirkan game Xbox dan judul-judul game dari Activision seperti Call of Duty kepada lebih banyak orang di lebih banyak platform.

Akuisisi Microsoft atas Activision

Kesepakatan jangka panjang dengan manufaktur pembesut konsol pesaing sangat jarang terjadi, tetapi Microsoft memang memerlukannya.

Engadget menyebut, Microsoft membuat kesepakatan ini dalam upaya membujuk pihak berwenang untuk menyetujui pembelian Activision Blizzard senilai USD 68,7 miliar.

Sebelumnya, saat Komisi Perdagangan AS (FTC) menggugat untuk memblokir kesepakatan akuisisi, Uni Eropa masih melakukan penyelidikan atas akuisisi ini.

Sementara itu, pengawas perdagangan Inggris merekomendasikan Microsoft untuk menjual Call of Duty, guna mendapatkan persetujuan atas pembelian Activision Blizzard.

Demi menggegolkan proses akuisisi pengembang Call of Duty itu, sekaligus keengganan Microsoft melepas Call of Duty dari kesepakatan, Microsoft melakukan kerja sama dengan Nintendo, menghadirkan salah satunya Call of Duty ke konsol Switch.

Infografis Dampak Bermain Game Berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis dampak bermain video game berlebihan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya