Liputan6.com, Jakarta - CEO Alphabet, induk perusahaan dari Google, Sundar Pichai, turut mengucapkan Selamat Lebaran melalui media sosial.
Bos Google ini mengunggah cuitan di X alias Twitter, memberikan ucapan bagi umat muslim yang merayakan Idul Fitri 1445 H.
Baca Juga
Dalam unggahan singkatnya, Sundar Pichai menuliskan, "Eid Mubarak! Seiring dengan bulan Ramadan yang telah berakhir, saya berharap atas kesehatan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi mereka yang merayakan (Idul Fitri)."
Advertisement
Unggahan ini pun disambut oleh followers Pichai di jejaring sosial milik Elon Musk itu.
Hingga artikel ini tayang, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 114 ribu kali dengan balasan beragam, mulai dari ucapan terima kasih kepada Pichai hingga ucapan Eid Mubarak atau Selamat Idul Fitri kembali kepada pria 51 tahun itu.
Sundar Pichai, sebelumnya menyarankan agar orang lebih berhati-hati terhadap aplikasi pihak ketiga dan praktik sideloading, yakni instal aplikasi dari sumber luar toko resmi ke ponsel.
Dalam testimoninya, Sundar Pichai "mengingatkan pengguna untuk tidak melakukan sideloading aplikasi."
Dampak Praktik Sideloading
Ia menyebutkan risiko infeksi malware merupakan dampak bahaya dari instalasi aplikasi pihak ketiga.
Sikap ini sejalan dengan kekhawatiran Apple dan memperlihatkan bahwa Google pun mengakui ada potensi bahaya yang timbul akibat instalasi aplikasi tanpa batasan.
Debat mengenai instalasi aplikasi pihak ketiga ini bukan terjadi baru-baru ini. Meski memberi banyak kontrol ke pengguna terhadap perangkat mereka, memang perlu mempertimbangkan konsekuensi potensial dari memberi akses ke aplikasi yang tak diverifikasi pembuat perangkat.
Risiko potensial aplikasi jahat
Pendiri Apple Steve Jobs merupakan pendukung kuat dari App Store. Ia memercayai bahwa sangat penting memberikan pengalaman aplikasi yang aman dan terkurasi bagi pengguna iPhone.
Jobs menyadari ada risiko potensial dari instalasi aplikasi pihak ketiga dan meyakini, proses review Apple diperlukan guna melindungi pengguna dari aplikasi jahat.
Ancaman malware dalam ekosistem aplikasi modern
Sifat teknologi yang terus berkembang membuat semakin sulit mengidentifikasi dan mencegah serangan malware.
Bahkan aplikasi yang awalnya lolos dari tinjauan pun bisa terinfeksi malware melalui update, hal ini menyoroti kesulitan, memastikan keamanan aplikasi tanpa platform distribusi yang terkontrol.
Advertisement
Android Bolehkan Sideloading Tapi Pengguna Harus Hati-Hati
Sementara itu, salah satu beda antara sistem operasi iOS (Apple) dengan Android milik Google ada pada pendekatan mereka terhadap instalasi aplikasi.
Android selama ini mengizinkan pengguna untuk memasang aplikasi pihak ketiga dari sumber di luar toko resmi alias sideloading. Dengan begitu, pengguna bisa pasang aplikasi dari sumber di luar toko resmi Google Play.
Fleksibilitas ini menjadi keuntungan besar bagi pengembang dan pengguna, memberi platform untuk eksperimen dan akses ke aplikasi sideloading alias sideloading apps yang mungkin tak memenuhi pedoman ketat dari Play Store.
Sementara kebalikannya, Apple selalu mempertahankan pendekatan yang lebih ketat. Apple membatasi instalasi aplikasi, di mana hanya aplikasi dari toko resmi App Store yang bisa dipasang pengguna.
Strategi ini dikritik oleh beberapa pihak. Bahkan ada yang menyebutnya menghambat inovasi dan membatasi pilihan pengguna.
Namun Apple tetap kekeuh bahwa proses tinjauan aplikasi yang ketat sangat penting demi melindungi pengguna dari malware. Selain itu juga untuk memastikan aplikasi yang berkualitas tinggi.