Liputan6.com, Jakarta Nasib TikTok di Amerika Serikat masih menggantung, menunggu keputusan siapa yang mau membelinya. Namun, kontroversi baru karena aplikasi TikTok muncul di Inggris.
Penyebabnya karena adanya kematian remaja dan anak-anak yang diduga disebabkan oleh tantangan atau TikTok challenge pada platform tersebut.
Alhasil, para orang tua di Inggris menuntut TikTok melalui sebuah organisasi Amerika. Demikian sebagaimana dikutip dari Android Headlines, Minggu (9/2/2024).
Advertisement
Menurut informasi, ada sejumlah kasus remaja yang meninggal dunia karena diduga berpartisipasi dalam tantangan TikTok tersebut. Seperti namanya, tantangan TikTok mengajak para pengguna untuk melakukan aktivitas tertentu dan membagikannya dengan komunitas TikTok.
Namun, berkali-kali aktivitas ini justru membahayakan kesehatan hingga berakibat fatal. Bahaya ini tidak muncul langsung dari TikTok, tetapi dari penggunanya yang cenderung mengikuti challenge berbahaya tersebut.
Orang tua korban pun menyalahkan aplikasi TikTok yang algoritmanya dianggap merekomendasikan konten tantangan TikTok tersebut ke anak remaja mereka.
Pusat Hukum Korban Media Sosial yang berbasis di Amerika Serikat menuntut TikTok atas nama orang tua dari empat remaja Inggris, akibat dari tantangan TikTok yang disebut menyebabkan insiden kemalangan bagi anak-anak.
Remaja yang dimaksud adalah Isaac Kenevan, Archie Battersbee, Julian Sweeney, dan Maia Walsh. "Tantangan blackout" yang diikuti keempat remaja ini diduga telah menyebabkan kematian mereka.
Isi Gugatan
Gugatan tersebut mengklaim, ByteDance merancang TikTok untuk menciptakan ketergantungan berbahaya pada setiap anak.
"Platform itu telah membanjiri anak-anak dengan aliran bahaya yang tampaknya tidak berujung. Ini bukan bahaya yang dicari atau ingin dilihat anak-anak ketika penggunaan TikTok dimulai," demikian bunyi gugatan tersebut.
Pada sisi lain, TikTok mengklaim, pencarian terkait "blackout challenge" telah diblokir sejak 2020. Perusahaan juga menyebut pihaknya aktif melarang semua jenis konten berbahaya.
Bahkan, TikTok mengarahkan para pengguna yang mencari jenis tren ini ke laman Safety Center-nya.
Advertisement
Ibu Korban Minta TikTok Beri Akses ke Akun Anaknya
Sementara, salah satu orang tua dari korban yakni Ellen Roome berupaya meminta TikTok untuk memberi akses ke akun anaknya. Ia ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang alasan sebenarnya dari kematian sang anak.
Roome menduga, insiden itu terjadi saat putranya Julian berpartisipasi dalam TikTok challenge tersebut. Namun, TikTok belum memberikan izin kepada sang ibu untuk mengakses akun putranya.
Ia pun berupaya agar pemerintah memiliki aturan yang mengizinkan orang tua dapat mengakses profil media sosial milik anak mereka, jika ada kondisi serupa.
Tentang Challenge TikTok Berbahaya
Sekadar informasi, tantangan berbahaya di TikTok memang muncul dari waktu ke waktu, meski kini tantangan atau challenge ini jarang terlihat.
Dulu ketika tren yang dianggap membahayakan banyak muncul di jejaring sosial tersebut, perusahaan pun berupaya memperkuat deteksi tren berbahaya pada 2021. Langkah-langkah lain yang diambil meliputi pemblokiran semua pencarian terkait.
Â
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)