Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi digeruduk puluhan mantan Pegawai Hibics Puncak Puncak, Bogor, Jawa Barat yang terdampak pembongkaran. Mereka menagih janji kompensasi yang sempat disampaikan Dedi Mulyadi.
Saat itu Dedi mengatakan dirinya akan memberikan kompensasi tersebut dengan sebuah syarat moral dari mantan pegawai Hibics. Dedi meminta mereka untuk ikut menanam pohon.
Baca Juga
"Dengerin dulu, bukan urusan videonya. Saya membantu kompensasi Anda yang nganggur di sini, tetapi saya minta tanggung jawab moral Anda," ujar Dedi yang diunggah di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71.
Advertisement
Dalam tayangan tampak Dedi sambil melotot dan beradu argumen dengan sekelompok mantan karyawan tersebut. Dedi menegaskan hanya meminta mereka menanam pohon yang dimodali olehnya.
Dedi mengingatkan tanggung jawab mereka, imbas dampak keberadaan tempat wisata di puncak tersebut terkait bencana banjir yang belum lama terjadi. Tapi ucapan keras Dedi ia sikapi dengan permintaan maaf yang tertera di keterangan video
"Maafkan agak nge-gass, tapi yakinlah saya sangat sayang kepada kalian semua," tulisnya.
Meski nada ucapannya keras, Dedi tampak mendapat dukungan dari warganet. "Gass terus kang Gub 🔥🔥 demi masa depan lingkungan yang lebih baik.🙏" komentar seorang warganet.
"Aku bangga punya Gubernur seperti ini.... Pokoknya lanjut pak," yang lain menimpali. "Usul Kang, bikin gerakan ultah nanam. Orang yg ultah drpd pesta, dirayakan dg menanam pohon sesuai jumlah umur ultahnya. Difasilitasi sama pemerintah bibit dan lahan yg perlu ditanami.." yang lain berseloroh.
Hibisc Fantasy Puncak Bogor Hanya Tinggal Puing
Sebelumnya diberitakan, keputusan Gubernur Dedi Mulyadi untuk membongkar mandiri Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor, akhirnya dilaksanakan Satpol PP. Mereka mengerahkan lagi ekskavator untuk merobohkan beragam bangunan taman bermain yang terinspirasi dari negeri dongeng.
Ekskavator bergerak perlahan, belalai raksasa itu menghantam bangunan utama wisata Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor. Di sebelah barat, tiga operator sibuk menggerakan alat berat untuk memuat tanah yang sudah dikeruk ke dalam truk pengangkut.
Sementara di area lainnya, satu unit mobile crane terlihat sedang mengangkat dan memindahkan pipa rangkaian wahana bianglala. Hibisc Fantasy Puncak awalnya digadang-gadang bakal menjadi salah satu objek wisata favorit di kawasan Puncak, Bogor. Namun, karena diduga menjadi penyebab banjir, destinasi ini pun akhirnya dibongkar Satpol PP jelang Lebaran 2025.
Kasatpol PP Provinsi Jabar Muhammad Ade Afriandi mengungkapkan di hari terakhir penertiban, pihaknya telah menghancurkan hampir seluruh bangunan objek wisata Hibisc Fantasy Puncak yang berada di kawasan Agrowisata Gunung Mas. "Tersisa satu bangunan utama sedang dikerjakan dan target pembongkaran malam ini selesai," kata Ade, Jumat, 21 Maret 2025.
Advertisement
Masalah Izin
Sementara, dua wahana, yaitu bianglala dan kora-kora yang saat ini masih berdiri, sedang dibongkar mandiri oleh pihak investor. "Kalau itu (bianglala) mungkin baru selesai habis Lebaran. Karena cara bongkarnya beda, harus mencopot setiap rangkaian pipa baja," ungkap dia.
Ade mengungkapkan semula PT Jaswita Lestari Jaya mendapat izin pengelolaan lahan dari PTPN 1 Regional 2 seluas 4.138 meter persegi. Setelah ditelisik oleh Pemkab Bogor, ternyata luasnya bertambah menjadi sekitar 15 meter persegi.
"Di dalamnya ada 39 bangunan. Nah 14 bangunan itu ada di dalam izin, sementara 25 bangunan lainnya tidak ada di dalam izin," kata dia.
Namun dari 14 bangunan yang berizin, di dalamnya tidak ada satupun wahana yang berizin. "Justru yang ada izinnya bukan bangunan-bangunan utama, tapi malah seperti toilet dan pintu masuk," ujarnya.
Karena itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memerintahkan untuk membongkar bangunan yang tidak berizin. "Pak Gubernur meminta jangan hanya disegel, tapi dibongkar dan ditanami kembali sebagai daerah resapan air," kata dia.
Instruksi Pembongkaran
Satpol PP Provinsi Jabar juga melaksanakan instruksi tersebut sejak 6 Maret 2025 dengan target pembongkaran kurang lebih selama 15 hari. Menginjak hari keenam penertiban, pihaknya kembali memeriksa kelengkapan dokumen dan mendapatkan data terbaru berupa dokumen site plan dari perusahaan tersebut.
"Di dalam dokumen site plan itu ada gedung dan bangunan apa saja. Ternyata betul dugaan kami, setelah dihitung total ada 50 bangunan dan 36 di antaranya tidak berizin," ungkapnya.
Ade pun menerangkan alasan seluruh bangunan wahana di Hibisc Fantasi Puncak dihancurkan karena bangunan yang berizin dengan yang tidak berada dalam satu lokasi. Usai diperiksa lebih jauh, seluruh wahana di Hibisc Fantasy ternyata tak berizin.
"Mulai dari bianglala, kora-kora, perosotan, korsel, dan lainnya itu tidak berizin. Padahal, wahana ini yang menjadi daya tarik di sini," terangnya.
Alasan lainnya kawasan ini harus dikembalikan seperti semula sebagai daerah resapan air. "Semua bangunan di sini kita bongkar karena dasarnya dibeton oleh pengembang. Untuk mengembalikan sebagai daerah resapan, sebesar 90 persen ya harus dibongkar menyeluruh," jelasnya.
Advertisement
