Liputan6.com, Palangkaraya - 2 Bulan sudah kabut asap menyelimuti udara Kota Palangkaraya. Namun belum semua warga menggunakan masker. Jika ada, itu pun tidak bisa menyaring partikel dari kabut asap yang sangat berbahaya.
Khawatir akan kondisi warga Palangkaraya, dalam tayangan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (5/10/2015), sejumlah aktivis LSM membagikan masker jenis N-95. Masker ini mampu menyaring partikel berbahaya dari kabut asap akibat pembakaran lahan.
Di antara para relawan terdapat pula sejumlah aktivis LSM dari Singapura. Mereka sengaja terjun karena kabut asap sudah mengganggu berbagai aktivitas di negeri mereka. "Sekolah tutup, turnamen renang internasional ditunda, juga even internasional lainnya," ungkap Chief Executive Officer RSG Jonathan How.
Advertisement
Sepanjang hari Senin sebanyak 25 ribu masker standar yang langsung dikirim dari Singapura dibagikan kepada warga.
Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Lutfi Lubihanto bersama Dinas Kehutanan Jambi mendatangi lahan milik PT Diyera Hutan Lestari atau DHL di Desa Rawasari, Tanjung Jabung Timur.
Perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) itu diduga sengaja membakar lahan seluas 6.000 hektare untuk memperoleh klaim asuransi. Dugaan ini berdasarkan hasil penyidikan tim terpadu yang turun ke berbagai lokasi kebakaran lahan.
"Nanti hasil dari pemeriksaan di lapangan, kita juga minta keterangan dari Dinas Kehutanan, provinsi dan kabupaten mengenai hal-hal yang apa kita dapatkan," ujar Lutfi Lubihanto.
Dugaan ini juga diperkuat dengan tumpukan kayu di tengah lahan yang terbakar, arang dalam karung, dan 1 sepeda motor tanpa pemilik. Yang menarik kawasan HTI ini sudah 2 bulan lebih terbakar, namun Senin siang sejumlah titik api dan asap masih mengepul. (Mar)