Ini Isi Hasil Pertemuan Para Menteri di Ajang APEC

Setelah menggelar serangkaian pertemuan bilateral dengan negara-negara di Asia Pasifik, KTT APEC Indonesia 2013 memasuki hari terakhir.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Okt 2013, 13:47 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2013, 13:47 WIB
apec-131005a.jpg
Setelah menggelar serangkaian pertemuan bilateral dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, KTT APEC Indonesia 2013 memasuki hari terakhir. Ajang internasional ini akan diakhiri dengan pemaparan hasil event internasional tersebut paska menggelar meeting bersama 21 Kepala Negara.

"Di tengah pertemuan leaders, kami melakukan rangkaian pertemuan bilateral dan di hari terakhir ini akan ada pre statement dari leaders pada pukul 13.45 WITA," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa saat press conference di Nusa Dua Bali, Selasa (8/10/2013).

Hasil dari pertemuan bilateral, tambah dia, antara lain terjadinya kesepakatan bilateral dengan pemerintah Jepang. Salah satunya, Indonesia akan melakukan evaluasi dan negosiasi ulang Japan Indonesia Economic Partnership Agreement.

"Karena sudah 5 tahun berjalan dan harus dilakukan evaluasi supaya ada ukuran bagi industri kecil agar bisa masuk sektor-sektor di dalam perdagangan tersebut," lanjut dia.

Kedua, kesepakatan terkait pelaksanaan Undang-undang Mineral di mana Indonesia berharap ada pembangunan industri hilir di dalam negeri. Jepang, menurut dia, berkomitmen mengembangkan industri baja.

Sementara hasil pertemuan bilateral dengan Rusia, Hatta bilang, Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengembangkan sektor hilirisasi dan pembangunan infrastruktur kereta api di kalimantan. "Nanti kami akan pikirkan terkait insentif apa yang bisa diberikan Indonesia," tutur dia.

Manfaat lain, memastikan peningkatan investasi dan perdagangan untuk mencegah terjadinya defisit perdagangan dan neraca transaksi berjalan. Karena Cina telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar US$ 28,2 juta.

"Hongkong juga tertarik menjadi mitra strategis dengan membuka kantor perdagangan di Indonesia dan meningkatkan currency swap. Jadi kalau bisa perdagangan dilakukan tanpa mata uang dolar AS, maka kita bisa mengurangi ketergantungan dolar AS untuk mengembangkan perdagangan karena tidak melanggar central bank," terang dia.(Fik/Sis/Nur)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya