Singapura - Usaha yang dilakukan Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) untuk mengirimkan Timnas Singapura U-23Â ke Asian Games 2018 menemui jalan buntu. The Singapore National Olympic Council (SNOC) sudah secara resmi mengumumkan sepak bola putra tak ada dalam daftar cabang olahraga (cabor) yang akan diikuti Singapura di Asian Games 2018.
"Sepak bola tidak memenuhi kualifikasi. Sesimpel itu," kata Sekjen SNOC, Chris Chan.
Ia menambahkan sebenarnya ada masukan bagi SNOC untuk menerapkan standar berbeda pada sepak bola mengingat cabor sepak bola memberlakukan batasan usia, tidak seperti cabor lain.
Advertisement
Baca Juga
Namun, SNOC bergeming dengan keputusannya. Dengan begitu, hal ini jadi kali pertama bagi Singapura tidak mengirimkan tim sepak bola sejak Asian Games 2004 Busan.
Sebelum akhirnya ditolak, FAS sudah melakukan berbagai upaya termasuk banding kepada SNOC agar tetap diizinkan mengirimkan tim ke Indonesia.
Usaha terakhir, dengan menggelar uji coba kontra Timnas Myanmar U-23 untuk memberi bukti kelayakan tim pantas berlaga di Asian Games, pupus, setelah The Young Lions justru ditekuk tim tamu 0-2 di Bishan Stadium, Singapura (20/6/2018).
"Ini jadi keputusan yang tak bisa kami kendalikan, dan kami memahami hasil terbaru kami akhir-akhir ini belum baik, jadi kami menghormati keputusan mereka," kata Fandi Ahmad, pelatih Timnas Singapura U-23.
"Sepak bola jadi satu-satunya cabor di Asian Games dengan pembatasan usia. Itu turnamen untuk U-23 dan ini situasi sulit bagi kami," imbuh Fandi.
"Kami berharap mereka bisa memberi kami peluang lagi di masa mendatang, dengan kriteria berbeda," lanjut Fandi.
Fokus ke SEA Games 2019
SNOC dan Sport Singapore (SportSG) menerapkan kriteria hanya akan mengirimkan cabor yang memenuhi kriteria, yakni masuk enam besar dalam ranking Asia.
Ada beberapa cabor yang melakukan banding dan diterima SNOC karena menilai ranking dan prestasi mereka tak terlalu meleset dari kriteria yang diterapkan. Namun, hal itu tak berlaku untuk sepak bola dan voli.
Secara khusus, prestasi Timnas Singapura U-23 belakangan ini memang tak cemerlang. The Young Lions gagal memenuhi target jadi juara saat tampil di Trofi Hassanal Bolkiah, turnamen U-22 yang digelar di Brunei Darussalam. Mereka bahkan takluk 0-1 dari Kamboja dan 1-2 dari Timor Leste.
Kini, Fandi Ahmad bertekad mengalihkan fokus ke SEA Games 2019 di Filipina. "Kami berharap bisa membentuk tim untuk bertanding pada seluruh kalender internasional FIFA sehingga kami bisa mendapat eksposur. Kami ini kurang menit bermain," ucapnya.
"Kami sudah menjadwalkan agenda uji coba melawan Macau dan beberapa klub Australia pada Agustus 2018, namun karena tidak dilangsungkan saat kalender pertandingan FIFA, kami kesulitan mengumpulkan pemain. Hal semacam ini terus menjadi masalah bagi kami," tutur Fandi.
Sumber: The Straits Times/Bola.com
Advertisement