Asian Games 2018: Winger Cantik Timnas Putri Berencana Jadi Model

Zahra jadi salah satu andalan timnas putri di Asian Games 2018.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 21 Agu 2018, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2018, 14:45 WIB
Zahra Muzdalifah
Zahra Muzdalifah (Liputan6.com/Luthfie Febrianto)

Liputan6.com, Palembang - Tidak dimungkiri, sepak bola putri Indonesia masih kalah pamor dibanding sepak bola putra. Ketiadaan kompetisi menjadi salah satu contoh kurangnya perhatian terhadap sepak bola putri.

Keadaan itu mau tak mau membuat para pemain putri memiliki rencana B andai kariernya mandek. Zahra Muzdalifah, salah satu gelandang enerjik timnas putri di Asian Games 2018, sudah menyimpan rencana menjadi model.

[bacajuga:Baca Juga](36243223624392 3624390)

"Kebetulan saudara aku ada yang jadi model, jadi suka ikutan. Kalau aku mungkin masuk dunia entertainment. Yang kedua, lanjutin usaha orangtua," ujar Zahra, kala ditemui di sela-sela kesibukan pada Asian Games 2018.

Penampilan Zahra di Asian Games 2018 cukup mencuri perhatian. Saat melawan Maladewa, Zahra menyumbang dua gol. Tak hanya itu, pergerakannya dari sisi kiri juga kerap kali merepotkan lini belakang Maladewa.

Bukan cuma soal teknis, Zahra juga menjadi salah satu daya tarik timnas putri karena kecantikannya. Tengok saja komentar-komentar pujian di akun Instagramnya, @zahmuz12 yang memiliki 124 ribu pengikut.

Namun demikian, Zahra mengaku tidak nyaman jika ada yang terlalu menonjolkan dirinya di timnas. "Karena aku merasa kita tim. Aku enggak mau merasa yang diini-iniin banget, aku risih banget," ujar Zahra yang kini berusia 17 tahun.

 

*Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga informasi terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini

Berawal dari Futsal

Karier Zahra di sepak bola berawal dari ketidaksengajaan. Saat masih berusia 10 tahun, Zahra kerap kali melihat sang ayah bermain futsal.

"Lihat orang main bola kan kesannya pengin ikutan aja. Terus aku lihat Papa aku main futsal. Di luar ada bola aku tendang-tendang ke dinding," ujar Zahra.

Ayah Zahra pun kemudian memutuskan memasukkan putrinya ke sekolah sepak bola. Minimnya sekolah sepak bola putri membuat Zahra harus bermain dengan para pemain putra di awal kariernya.

"Aku masuk SSB Patriot Merah Putih. Itu cowok semua, aku doang sendiri cewek. Terus di Asiop Apac Inti. Setelah enggak bisa lagi main dengan cowok, akhirnya aku dimasukin Jakarta 69 sama BNI FA," ujar Zahra.

Trial di Luar Negeri

Meski punya rencana menjadi model, prioritas Zahra ternyata tetap di sepak bola. Ia pun mengaku telah mendapat ajakan untuk naik ke level internasional.

"Tahun depan katanya mau ada liga. Tetapi kalau enggak ada, aku ada temen di luar, dia ajakin aku," ujar Zahra.

"Sebenernya tahun ini, cuma karena ada Piala AFF dan Asian Games, aku fokus dulu ke sini," kata Zahra mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya