Pengusaha Pilih Tak Gali Batu Bara Jika Harga Anjlok

Pengusaha menyatakan anjloknya harga batu bara selama enam bulan ke depan akan mematikan usaha mereka.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Mar 2014, 20:24 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2014, 20:24 WIB
Batu Bara
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyatakan anjloknya harga batu bara selama enam bulan ke depan akan mematikan usaha mereka.

Direktur Eksekutif APBI, Supriatna Suhala, mengatakan, jika harga batu bara benar turun dalam kurun waktu ke depan, maka biaya produksi akan lebih besar dari harga jual. Hal ini akan membuat usaha batu bara semakin tidak ekonomis dan akan mematikan para pengusaha.

"Kembang kempislah (harga batu bara turun). Pertama berdoa, turun nggak papa yang tidak ekonomis mati. Itu nature. Seleksi alam," kata  Supriatna, dalam diskusi publik kepastian hukum pemanfaatan batubara, di Gedung Kahmi, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Supriyatna mengungkapkan, para pengusaha batu bara  tidak bisa merubah kenyataan tersebut. Dengan adanya penurunan harga ikut menurunkan produksi sebab pengusaha menunggu harga kembali pulih.

"Nggak usah dipaksa (perubahan harga). Jangan semua makan sekarang (penundaan produksi). Kan anak cucu kita perlu. Kalau tidak ekonomis taruh di dalam tanah," tuturnya.

Supriyatna mengungkapkan, ada pihak yang diuntungkan atas anjloknya harga batu bara ini, yaitu pengusaha yang menggunakan batu bara sebagai bahan baku.

Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukyar menyatakan, harga batu bara akan anjlok sampai enam bulan ke depan karena melimpahnya pasokan di pasar.

Menurut Sukyar penemuan shale dengan harga yang lebih murah, membuat Amerika Serikat mengurangi konsumsi batu bara dan menjual produksi galian tambang miliknya ke pasar. Hal ini yang membuat pasokan batu bara melimpah.

"Karena AS lepasnya batubara ke dunia. Shale gas ditemukan murah harganya. Afrika juga," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya