Ini Jurus Bos PLN Atasi Krisis Listrik di Jawa

PT PLN (Persero) melakukan langkah antisipasi untuk mengatasi krisis kelistrikan di pulau Jawa yang akan terjadi pada 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Mar 2014, 17:50 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2014, 17:50 WIB
CNG Marine PLN
Dok.Humas PLN

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan telah melakukan langkah antisipasi untuk mengatasi krisis kelistrikan di pulau Jawa yang akan terjadi pada 2018.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji mengatakan, PLN akan mempercepat pembangunan dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang terletak di Cilacap, Jawa Tenagah untuk mengatasi krisis itu.

Nur menyebutkan, kedua PLTU tersebut adalah PLTU Adipala dan PLTU Cilacap masing-masing berkapasitas 600 Mega Watt (MW)

"Usaha kami menyelesaikan PLTU sudah dijadwal Adipala 600 MW sedang konstruksi, Cilacap 600 MW masih konstruksi itu sebelahan ada 1.200 MW," kata Pamudji, usai menghadiri peresmian storage CNG Palnt di PLTG Muara Tawar, Bekasi, Senin (17/3/2014).

Selain itu, PLN juga akan menambah mesin gas turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati Jawa Tengah."Kemudian gas turbin tambahan di Grati, Jawa Tengah" ungkapnya.

Nur mengungkapkan, langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mengatasi ketertinggalan pembangunan pembangkit listrik yang menjadi penyebab krisis listrik di pulau Jawa. "Itu kami siapkan untuk pembangkit terlambat," tegas Pamudji.

Nur menambahkan, pembangunan pembangkit yang mengalami keterlambatan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cisokan Jawa Barat berkapasitas 1.000 MW. Keterlambatan disebabkan oleh pembebasan lahan.

"Cisokan 1000 MW itu terlambat karena masalah prosedur pembebasan tanah, sekarang sudah beres konstruksi bisa mulai, itu delay dua tahun harga yang dibayar ya lumayan. Karena itu saya percepat Grati tadi," jelas Nur

Selain itu, keterlambatan pembangunan pembangkit juga terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah berkapasitas 2X 1.000 MW. Keterlambatan PLTU Batang juga disebabkan oleh pembebasan lahan.

"Batam terlambat dua tahun finacial closing terlambat 1,5 tahun kami lihat Oktober 2014 apa sudah financial closing, kalau itu berarti tertunda dua tahun akan terasa lima tahun akan datang," pungkasnya

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya