Petani Minta Pemerintah Segera Tetapkan HPP Gula

HPP harus segera ditetapkan mengingat masa produksi dan masa giling tebu dalam negeri tiap tahun akan jatuh pada Mei.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Apr 2014, 17:03 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 17:03 WIB
kelola-cadangan-gula,-140119b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha mendesak pemerintah segera menetapkan harga patokan pembelian (HPP) gula petani.

HPP harus segera ditetapkan mengingat masa produksi dan masa giling tebu dalam negeri tiap tahun akan jatuh pada Mei.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan, dengan penetapan ini, akan memberikan sinyal pada petani bahwa ada jaminan dari pemerintah soal tingkat harga yang layak sehingga petani mempunyai keinginan untuk memproduksi gula.

"Jelang produksi 2014 dan mulai giling, selain memberi jaminan kepada pasar, pemerintah juga harusnya sudah mengumumkan HPP," ujar dia saat konferensi pers di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Meskipun mengaku tidak terlalu mementingkan berapa besaran kenaikan HPP yang ditetapkan pada tahun ini, namun menurut dia, angka yang ideal yaitu sebesar Rp 8.500 per kg, atau naik Rp 400 per kg dari HPP sebelumnya sebesar Rp 8.100 per kg.

"Minimal HPP berpatokan pada inflasi, kalau inflasi naik, HPP naik. Tapi buat saya besaran berapa naiknya tidak penting, level harga itu kan teknikal. Tapi apa fungsi HPP, kalau tidak ada HPP maka tidak ada pegangan untuk petani," lanjut dia.

Tito menjelaskan, perhitungan HPP biasanya diusulkan berdasarkan besara biaya pokok produksi (BPP) yang diambil sempelnya dari beberapa pabrik gula.

"HPP selama ini ditetapkan berdasarkan production cost petani, di mana sebagain besar biayanya berasal dari biaya sewa lahan. Di Jawa, harga sewa lahan per hektar (ha) per musim mencapai Rp 15 juta-Rp 20 juta," tutur dia.

Dia pun menghimbau pemerintah untuk segera menetapkan HPP gula agar para petani memiliki kepastian serta mendorong petani untuk mau menanam tebu.

"HPP itu kan sebagai sinyal, seharusnya sebelum panen (sudah ditetapkan. Mau atau tidaknya petani menanam itu berdasarkan ekspektasi atau harapan dari petani (terhadap hasil pertaniannya nanti," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya