Punya Program Bagus, Jokowi-Prabowo Kepentok Biaya

Pemerintahan baru diharapkan dapat memiliki program jangka pendek untuk menjaga defisit anggaran.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mei 2014, 15:54 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2014, 15:54 WIB
Pertumbuhan
(Foto: Gimni.org)

Liputan6.com, Jakarta - Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa telah menawarkan visi misinya untuk pemilihan umum (Pemilu) Presiden yang digelar pada 9 Juli 2014.  Sejumlah kalangan menilai, hal penting dari visi misi tersebut yaitu kesungguhan kandidat pemimpin baru Indonesia untuk mewujudkannya.

Ekonom David Sumual mengungkapkan, visi misi untuk ekonomi Indonesia dari kedua calon presiden dan wakil presiden itu sama bagusnya. Namun untuk mewujudkan visi misi itu membutuhkan dana. Oleh karena itu, David menilai, kedua kandidat itu belum menjelaskan detil bagaimana cara mendapatkan biaya untuk mewujudkan visi misi ekonominya.

"Semua visi misi yang ditawarkan cukup baik. Tetapi perlu biaya misalnya untuk mencetak sawah. Nah mereka belum dijelaskan cara mendapatkan biayanya. Perlu skala prioritas," ujar David, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (23/5/2014).

Menurut David, pemerintahan baru harus memiliki prioritas yang diselesaikan dalam jangka pendek. Percuma bila memiliki program banyak tetapi tidak dapat mewujudkannya. David menuturkan, ada sejumlah hal yang perlu dibenahi oleh pemerintahan baru seperti menjaga defisit dan mengatasi pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Ia pun mengingatkan kandidat presiden dan wakil presiden untuk memiliki kabinet yang berisi orang-orang profesional di bidangnya. Selama ini koalisi partai yang terjadi membuat pembagian jatah menteri di kabinet sehingga birokrasi pun terlalu gemuk.

"Jumlah kementerian di Indonesia itu banyak sekali sehingga banyak yang diurus tetapi hanya untuk bagi-bagi kekuasaan yang dapat menimbulkan korupsi," kata David.

David pun mengharapkan Indonesia dapat mencontoh Filipina untuk menjaga pertumbuhan ekonominya. Filipina memiliki sejumlah prioritas yang harus dicapai seperti menjaga good corporate governance dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Dengan skala prioritas itu Filipina relatif dapat menjaga pertumbuhan ekonominya dan meraih investment grade.

"Filipina memiliki dasar pembangunan kuat padahal mereka sedikit memiliki sumber daya alam tetapi mereka memiliki sumber daya manusia, dan fokus untuk mencapai tujuannya," ujar David.

Hal senada dikatakan, Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto. Kedua program yang diusung oleh kedua kandidat presiden dan wakil presiden memang dibuat bagus.  "Jangan cuma berencana, tetapi juga dieksekusi," tutur David.

Menurut David, pemerintahan baru harus dapat merealisasikan program yang ditawarkan terutama soal infrastruktur. Selama ini pemerintah memang memiliki program infrastruktur seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Namun David menilai, hal itu berjalan lambat untuk merealisasikannya.

David mengharapkan pemerintahan baru untuk aktif mengandeng swasta merealisasikan program infrastruktur. Misalnya program corporate sosial responsibility (CSR) perusahaan swasta untuk membangun jembatan.

Baca Juga: Ekonomi RI ala Jokowi vs Prabowo, Mana yang Lebih Tangguh?  (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya