Liputan6.com, Jakarta - Perundingan renegosiasi kontrak karya yang masih alot antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia terus dilakukan. Pemerintah memastikan CEO Freeport McMoran Copper & Gold Inc. Richard Adkerson akan terbang dari markasnya di Amerika Serikat (AS) untuk terlibat langsung dalam perundingan renegosiasi kontrak karya pada pekan depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung menyatakan, pemerintah telah mendengar komitmen dari Freeport untuk membangun pabrik pemurnian (smelter).
"Freeport Indonesia juga bersedia memberikan deposit sebesar US$ 115 juta sebagai jaminan keseriusan membangun smelter yang akan segera mereka kerjakan dan diperkirakan selesai pada 2017," ungkap dia usai Rakor Pembahasan Minerba di kantornya, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Advertisement
Sayangnya, tambah CT begitu dia disapa, anak usaha Freeport McMoran ini perlu merampungkan renegosiasi kontrak karya yang di dalamnya mencakup enam poin penting.
Enam poin itu antara lain, pengurangan luas lahan tambang, perubahan perpanjangan kontrak menjadi izin usaha pertambangan (IUP), kenaikan royalti untuk penerimaan negara, divestasi, serta penggunaan barang dan jasa pertambangan dalam negeri.
"Kami sepakat jika memungkinkan minggu depan bisa selesai. Bahkan saya sudah dapat jaminan Freeport McMoran Richard Adkerson akan datang ke Indonesia untuk berunding dalam beberapa hari ke depan sehingga masalah yang mengganjal selama ini khususnya ekspor akan dapat disesuaikan dengan peraturan menteri keuangan (PMK)," terang CT.
Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat membenarkan, CEO Freeport McMoran AS akan terbang ke Indonesia. Sebab, perusahaan tambang raksasa ini mendesak pemerintah untuk mengeluarkan izin ekspor mineral olahan.
"Hari Senin depan, CEO Freeport McMoran akan datang. Itu nanti Kementerian ESDM yang atur detailnya karena prinsipnya sudah disepakati keduanya," ujar Hidayat.
Jika mereka mulai setor jaminan, dan langsung membangun smelter, maka bisa langsung turun tarif bea keluar setiap tahun hingga akhirnya nol persen. (Fik/Ahm)