Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan di luar batas kewajaran menjelang dan selama bulan Ramadan, berbagai macam cara telah disiapkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan Dinas Perdagangan dari 33 provinsi di seluruh Indonesia untuk membahas pengendalian harga pangan saat Ramadan.
"Jadi bisa disimpulkan bahwa stok pangan per hari ini atau H-30 Ramadan tendensinya cukup baik, struktur juga lebih baik dan secara jumlah lebih baik dari tahun sebelumnya," ujarnya di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (30/5/2014).
Kemendag juga akan bekerjasama dengan perusahaan yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk mengelar operasi pasar. Langkah tersebut dilakukan agar masyarakat dapat membeli produk pangan dengan harga yang terjangkau melalui operasi pasar tersebut.
"Pasar murah Bulog, ada minyak goreng, terigu, gula. Ini akan dikerjakan Warung Rajawali (milik RNI) juga untuk gula. Pasar penyeimbang ini perlu karena di kala permintaan meningkat, kadang terjadi spekulasi. Objektif pasar itu agar tidak ada spekulasi ketika permintaan tinggi," katanya.
Selain bekerjasama dengan perusahaan BUMN, Kemendag juga akan menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menggelar pasar murah dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Akan dilaksanakan dari hari pertama puasa," jelas Lutfi.
Kemendag juga berencana untuk memasang papan daftar harga elektronik di 165 pasar diseluruh Indonesia. Papan ini ditujukan untuk menjadi referensi harga bagi pedagangan dan pembeli.
"Kami akan berikan informasi harga kepada 165 pasar dari 33 provinsi agar terlihat apakah daerah itu kelebihan suplai atau memerlukan barang tertentu untuk daerah sekitar," ungkapnya.
Meski sudah mempunyai banyak jurus, Lutfi mengakui kemungkinan besar masih akan terjadi kenaikan harga bahan pangan terutama di wilayah Indonesia Timur. Pasalnya, ia belum bisa mengantisipasi masalah distribusi terutama pada wilayah Indonesia timur. Ia berharap hal tersebut tidak menjadi masalah besar.
"Masalah di bagian timur soal cuaca karena menghadapi musim hujan, tinggi ombak sehingga keadaan alam tidak bersahabat. Distribusi menjadi masalah utama di timur. Misalnya distribusi BBM sangat sulit di daerah-daerah terpencil seperti Ambon, Maluku Utara, Manokwari, Papua punya masalah yang kritikal," tandas dia. (Dny/Gdn)
Ini Jurus Kemendag Antisipasi Kenaikan Harga saat Ramadan
Kemendag akan menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menggelar pasar murah.
Diperbarui 30 Mei 2014, 19:06 WIBDiterbitkan 30 Mei 2014, 19:06 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jenazah Ray Sahetapy Dimakamkan Hari Jumat di TPU Tanah Kusir, Menunggu Kepulangan Anak dari Amerika
VIDEO: Jemaah Aboge di Banyumas Gelar Salat Id pada 1 April 2025
Bima Arya: WFA dan Rekayasa Lalu Lintas Efektif Atur Pergerakan Pemudik Lebaran 2025
Ray Sahetapy Tutup Usia, Keluarga Ungkap Riwayat Sakit yang Diderita Almarhum
Lebaran Usai, Silaturahmi Pantang Putus! Ini Makna yang Penting Dipahami
Gunung Marapi Erupsi Sekitar 57 Detik di Hari Kedua Lebaran, Rabu 2 April 2025
VIDEO: Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Gempa Myanmar
Amalan Sederhana agar Hisab di Akhirat Lebih Ringan, Kisah Menyentuh UAH
Berau Dilanda Banjir Jelang Lebaran, Berau Coal Hadir Bantu Warga
Metaplanet Tambah Kepemilikan Bitcoin, Total Jadi 4.046 BTC
VIDEO: Kakak Adik di Morut Habisi Nyawa Ayah Kandung saat Momen Lebaran
Jumlah Pengunjung ke IKN Melonjak Tinggi saat Libur Lebaran 2025, Capai 8.000 Orang