Liputan6.com, Jakarta - Perlambatan ekonomi masih berlanjut sejalan dengan iklim politik yang memanas jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) yang mempengaruhi kinerja industri asuransi jiwa sepanjang kuartal I 2014.
Hal itu terlihat dari hasil investasi yang menurun hingga 18 persen membuat total pendapatan industri terkoreksi 6,8 persen pada akhir kuartal I 2014.
"Dampak perlambatan ekonomi berlanjut membuat pelaku industri wait and see. Jadi hasil investasi menurun mempengaruhi total pendapatan," ujar Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada konfrensi pers kinerja AAJI, Rabu (25/6/2014).
Advertisement
Data yang dirangkum AAJI mencatat hasil investasi dari 46 anggotanya sepanjang kuartal I 2014 sebesar Rp 11,9 triliun. Angka itu turun 18 persen dari kuartal I 2013 sebesar Rp 14,55 triliun. Produksi tabungan menurun antara lain premi bisnis baru yang menurun 15 persen jadi Rp 14,51 triliun dari Rp 17,16 triliun pada periode sama tahun lalu.
Namun kendati imbal hasil investasi tercatat turun, jumlah investasi industri asuransi jiwa naik 9,3 persen dari Rp 236,39 triliun pada kuartal I 2013 menjadi Rp 258,31 triliun pada kuartal I 2014. Menurut Hendrisman, portofolio tujuan investasi tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
"Tiga teratas antara lain sekitar 29 persen masih di reksa dana, diikuti saham sebesar 28,8 persen, dan obligasi sebesar 24,6 persen. Memang ada penurunan alokasi tetapi hanya di kisaran 1 persen hingga 3 persen," ujar Hendrisman.
Adapun meningkatnya jumlah investasi dengan peningkatan premi lanjutan sebesar 25,4 persen dari Rp 8,89 triliun pada kuartal I 2013 menjadi Rp 11,14 triliun pada kuartal I 2014. Kondisi ini, menurut Hendrisman, menggambarkan masyarakat mulai paham akan asuransi dan saving jangka panjang.
Dia mengakui, sejak semester II 2013 lalu iklim perekonomian tidak kondusif. Meski awal tahun mulai membaik dengan catatan IHSG sempat mencapai level 5.000, saat ini kembali turun dipicu dari proses pemilihan Presiden.
"Tetapi setelah pemilu kami yakin akan membaik lagi seperti awal tahun. Tentu produk saving asuransi jiwa tetap membaik. Pertumbuhan tiap tahun kami targetkan 20 persen. Tahun ini tetap optimis pendapatan tumbuhn 20 persen," kata Hendrisman.
Optimisme Hendrisman didasarkan pada beberapa faktor. Pertama adalah tingkat pertumbuhan tertanggung individu yang meningkat, serta klaim surrender atau putus kontrak yang menurun.
"Kalau nasabah pertahankan polis, tidak ditebus, jadi premi lanjutan akan meningkat. Ini pertanda bagus dan kita harapkan terus demikian ke depan," harap dia. (Ahm/)