Harga BBM Naik Tahun Ini, Kompensasi Rp 5 Triliun Disiapkan

Uang Rp 5 triliun bisa digunakan sebagai kompensasi jika harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi naik tahun ini.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Sep 2014, 20:40 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2014, 20:40 WIB
ANTREAN SPBU - Liputan6 Pagi
Sejumlah warga membawa jeriken ketika antre untuk membeli BBM bersubsidi hingga keluar area SPBU di Kota Kediri, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan  memastikan telah mengalokasikan dana cadangan belanja sosial senilai Rp 5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. Dana tersebut bisa digunakan sebagai kompensasi jika harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi naik tahun ini.

"Di APBN-P 2014 sudah ada cadangan belanja sosial Rp 5 triliun sebagai antisipasi apabila harga BBM subsidi naik," ungkap Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9/2014).

Menurut dia, pengalokasian anggaran tersebut sudah disetujui oleh pimpinan dan anggota parlemen sehingga tinggal menunggu pelaksanaannya saja.

Askolani menyebut, jumlah anggaran di pos cadangan belanja sosial itu dapat digunakan untuk dana kompensasi seperti bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.

"Bisa dipakai buat BLT. Hitungannya cukup untuk tiga bulan, tapi tergantung nilai satuan per bulan. Jadi dana kompensasi dari kenaikan harga BBM subsidi bisa diambil dari itu," jelasnya.

Di sisi lain, Askolani mengatakan, kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi bisa berdampak terhadap laju inflasi. Kenaikan harga diprediksi akan mengerek inflasi dengan tambahan sekira 1,2 persen per tahun jika kebijakan tersebut diterapkan mulai Januari 2015.

"Inflasi maksimal akan berdampak di 2015, tapi kan bisa saja naikkan harga BBM-nya November ini. kalau begitu, dampak inflasinya dibagi dua karena shock pertama bakal terasa di tiga bulan setelah kenaikan harga," terangnya.

Sementara dari sisi lain, tambah dia, penyesuaian harga BBM subsidi dapat memacu pertumbuhan ekonomi lebih tinggi meskipun tekanan akan tetap datang dari menurunnya daya beli masyarakat.  

"Dana penghematan dipakai untuk hal-hal produktif, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi, termasuk dorongan dari investasi dan belanja pemerintah. Nah turunnya daya beli, kita tutup dengan BLT karena kompensasi ini bisa meredam dampak kenaikan harga BBM," ucap Askolani. (Fik/Ndw)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya