Liputan6.com, Jakarta - Tim Transisi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) memandang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) masih dinilai perlu untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Anggota Kelompok Kerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tim Transisi, Arif Budimanta mengakui bahwa keberadaan BLSM memang akan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Seperti tidak meratanya pembagian BLSM karena ada masyarakat yang merasa miskin tetapi tidak dapat.
"Jadi model opsi juga, cash transfer, tapi menjadi sharing the pain, karena dibagi. Ada yang merasa tidak mampu minta menerima juga. Akhirnya dibagi dua pertiganya,” kata Arif, di rumah Cemara, Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Namun meski begitu, BLSM masih dianggap penting untuk meningkatkan daya beli masyarat. Pasalnya setelah kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan menurunkan daya beli masyarakat menengah ke bawah sehingga bisa menambah angka kemiskinan.
"Yang lebih penting, tak cuma meningkatkan daya beli saja. Mungkin dalam 4 bulan hingga 6 bulan dia mendapat bantalan, tapi diiringi ada pengalihan (anggaran subsidi BBM) lebih tepat sasaran," tuturnya.
Menurutnya, saat ini tim transisi sedang melakukan simulasi kompensasi yang akan diterapkan, selain itu juga mengumpulkan data masyarakat yang memang berhak mendapat kompesasi yang berasal dari berbagai instansi.
"Misal target 15 juta dapat bantuan langsung dalam jangka tertentu, ini harus presisi supaya tidak jadi riak-riak, data Badan Pusat Statistik (BPS) Menko kesra, TNP2K," pungkasnya.
Sebelumnya, JK menuturkan, dana kompensasi BBM bersubsidi tidak akan disalurkan dalam bentuk BLSM, tetapi dialihkan untuk membiayai sektor produktif. "Pokoknya dialihkan ke sektor produktif," kata JK.
Dia menuturkan, pemerintah tidak bermaksud menyulitkan masyarakat dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Menurut JK, pengurangan subsidi BBM yang berakibat pada kenaikan harga BBM bersubsidi bertujuan untuk membahagiakan rakyat dengan mengurangi kemiskinan.
Subsidi BBM yang dikurangi tersebut akan dialihkan untuk membiayai program pemerintah lain seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. (Pew/Gdn)
Beda dengan JK, Tim Transisi Anggap BLSM Masih Penting
Keberadaan BLSM memang akan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.
Diperbarui 24 Sep 2014, 21:16 WIBDiterbitkan 24 Sep 2014, 21:16 WIB
Mahasiswa memasang spanduk yang mengajak masyarakat untuk menolak kenaikan BBM dan pemberian BLT (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 Liga InternasionalNekat Bidik Target Manchester United, Nottingham Forest Gigit Jari
7 8 9 10
Berita Terbaru
Arus Mudik di Pelabuhan Merak Melonjak, Mobil Pemudik Padati Parkir Dermaga Reguler
Windows 11 Perbarui Notepad dan Snipping Tool dengan AI, Apa Kelebihannya?
Top 3 Islami: Apakah I'tikaf Harus Menginap di Masjid, Buya Yahya? Cerita Ayah Miliano Jonathans Mualaf
Top 3: Lahan Rampasan Kejagung Siap Dikelola Bank Tanah
H-3 Lebaran 2025, Pelabuhan Merak Alami Lonjakan Pemudik
Cuaca Hari Ini Jumat 28 Maret 2025: Langit Jabodetabek Siang Hari Akan Turun Hujan Ringan
180 Kata-Kata Mau Lebaran yang Menyentuh Hati
350 Ucapan Selamat Lebaran Bahasa Jawa Halus untuk Keluarga dan Kerabat
Titik-Titik Jalur Mudik yang Lancar di Tol Cikampek dan Cipali, Simak Informasinya
110 Kata-Kata Minta Maaf Lebaran Bahasa Sunda, Menyentuh Hati
350 Ucapan Lebaran Pakai Bahasa Jawa Halus, Sopan dan Bermakna
Kartu Ucapan Lebaran Buat Guru yang Menyentuh Hati, Penuh Makna