Badan Ekonomi Kreatif Sebaiknya Dipimpin Pengusaha Muda

Pemerintah tengah menyiapkan Badan Ekonomi Kreatif sebagai pengganti wacana pembentukan Kementerian Ekonomi Kreatif.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 17 Nov 2014, 11:44 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2014, 11:44 WIB
industri kreatif

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menyiapkan Badan Ekonomi Kreatif sebagai pengganti wacana pembentukan Kementerian Ekonomi Kreatif. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia DKI Jakarta (Hipmi Jaya) meminta agar badan ini nantinya dipimpin oleh pengusaha atau profesional muda.
 
“Pelaku usaha di industri ini mayoritas anak-anak muda, maka passion-nya ada di anak-anak muda, ada baiknya Bapak Presiden mendorong lembaga ini nantinya dipimpin profesional atau pengusaha muda yang punya pengalaman di bidang ini, sehingga mampu berkomunikasi dan menyerap aspirasi serta kebutuhan industri ini,” ujar Ketua Umum Hipmi Jaya Rama Datau dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/11/2014)
 

Selain itu, lanjut Rama, pemimpin badan ini merupakan sosok yang mampu berkoordinasi dengan kementerian lainnya. Sebab lembaga ini nantinya akan melibatkan banyak kementerian. Data Hipmi Jaya menunjukan, pemerintah tahun ini menargetkan pertumbuhan disektor ini mencapai 10% pada 2014. Industri ini  ditargetkan menjadi tiga besar kontributor untuk Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Sebelumnya, ekonomi kreatif menempati posisi ketujuh dari 10 sektor ekonomi nasional dengan menyumbang PDB sebesar 6,9 persen atau senilai Rp 573,89 triliun dari total kontribusi ekonomi nasional. Tak hanya itu, peranannya dalam penciptaan lapangan kerja juga kian strategis.

Ekonomi Kreatif menempati posisi ke-4 dari 10 sektor ekonomi dalam kategori jumlah tenaga kerja pada tahun 2012. “Ekonomi Kreatif menyumbang 11.799.568 Orang atau 10,65 persen pada total angkatan kerja nasional yang sebesar 110.808.154 orang,” ujar Rama.
 
Hipmi Jaya mencatat usaha di industri ini terdiri atas sekitar 10 persen dari total jumlah usaha di Indonesia saat ini. Periode 2010-2013 industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6 persen dari total angkatan kerja nasional. Itu didorong oleh petumbuhan jumlah usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar 1 persen.  

Sehingga jumlah industri kreatif pada 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta jiwa serta memberikan kontribusi terhadap devisa negara sebesar Rp 19 triliun atau sebesar 5,72 persen dari total ekspor nasional.

"Di pertengahan tahun, ekspor karya kreatif Indonesia sudah mencapai Rp 63,1 triliun atau tumbuh sebesar 7,27 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” papar Rama. (Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya