Perangi Perbudakan, Bos eBay Kucurkan Sumbangan Rp 608 Miliar

Kegiatan memaksa orang bekerja ini ternyata turut menjadi keprihatinan salah satu miliarder terkaya di dunia, Pierre Omidyar.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 21 Nov 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 07:00 WIB
Perangi Perbudakan, Bos eBay Kucurkan Sumbangan Rp 608 Miliar
Kegiatan memaksa orang bekerja ini ternyata turut menjadi keprihatinan salah satu miliarder terkaya di dunia, Pierre Omidyar.

Liputan6.com, New York - Aksi perbudakan manusia, dibayar atau tidak, masih terus berlanjut meski zaman telah semakin modern. Kegiatan memaksa orang bekerja ini ternyata turut menjadi keprihatinan salah satu miliarder terkaya di dunia, Pierre Omidyar.

Mengutip laman Forbes, Jumat (21/11/2014) pendiri eBay tersebut bersama sang istri berencana mendonasikan uang senilai US$ 50 juta atau Rp 608,7 miliar guna memerangi aksi perbudakan modern di seluruh dunia. (kurs: Rp 12.175/US$)

Dana tersebut diberikan secara bertahap selama lima tahun. Sebelumnya, pasangan kaya raya tersebut telah mendonasikan dana US$ 50 juta pada organisasi non-profit di San Francisco untuk memerangi aksi perbudakan.

Humanity United yang didirikan Omidyar memang berencana mengumpulkan dana sedikitnya US$ 100 juta dari para dermawan untuk memerangi perbudakan mulai dari Nepal hingga ke India Timur.

Lembaga tersebut juga meluncurkan Alliance to End Slavery and Trafficking, koalisi untuk perubahan kebijakan dan legislatif. Humanity United bahkan bergabung dengan pemerintah federal AS untuk mencari solusi inovatif guna mengakhiri perdagangan manusia.

Humanity United merupakan bagian dari The Omidyar Group yang telah banyak menggelar aksi amal. Sementara Omidyar sendiri saat ini ditaksir memiliki harta kekayaan berjumlah US$ 8 miliar.

Sekadar informasi, hampir 36 juta orang didunia masih menjadi budak. Informasi tersebut dirilis oleh Walk Free Foundation, sebuah kelompok advokasi anti perbudakan yang berbasis di Australia.

Sementara Organisasi Buruh Internasional (ILO) mencatat sebanyak 21 juta orang masih menjadi korban perdagangan manusia.(Sis/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya