Dongkrak Produksi Minyak, RI Belajar Dari Norwegia

Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dinilai ampuh meningkatkan produksi minyak. Untuk itu, Indonesia belajar dari Norwegia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Mar 2015, 09:48 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2015, 09:48 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dinilai ampuh meningkatkan produksi minyak. Untuk itu, Indonesia belajar dari Norwegia yang sudah berpengalaman menggunakan teknologi tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)  IGN Wiratmaja mengatakan,  meski produksi minyak mengalami penurunan, pemerintah tetap berkomitmen untuk mengembangkan industri migas, termasuk juga meningkatkan produksi nasional.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi EOR.

"Karena bagi Indonesia, peran minyak dan gas bumi tak sekadar sebagai salah satu sumber penerimaan negara, tetapi juga roda penggerak pembangunan ekonomi nasional," kata Wira seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, di Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Norwegia merupakan salah satu negara yang terbilang sukses menggunakan EOR. Negara ini telah 20 tahun menerapkan teknologi EOR dan berhasil meningkatkan produksi minyaknya hingga 60 persen. Karena itulah, Indonesia perlu belajar dari keberhasilan Norwegia.

 “Saya berharap  melalui pertemuan ini, kita dapat menggali pengetahuan dan manfaat dengan para ahli EOR dari Norwegiaagar dapat diterapkan di Indonesia,” ungkap Wiratmaja.

Ia menambahkan, Indonesia banyak memiliki cadangan migas potensial menggunakan teknologi EOR. Melalui Inpres No 02 tahun 2012 mengenai Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi Nasional serta Permen No 06 Tahun 2010 tentang Pedoman Kebijakan Peningkatan Produksi Minyak Dan Gas Bumi, pemerintah mendorong kegiatan EOR

“Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif kepada KKKS yang melakukan EOR, sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani. Ini bertujuan untuk mempercepat kegiatan EOR di Indonesia,” tuturnya..

Menurut Wira, penerapan EOR di sejumlah lapangan, berdampak nyata pada peningkatan produksi minyak Indonesia. Beberapa lapangan yang telah menggunakan EOR, antara lain lapangan Duri, Kaji, Minas, Kulin, Keris dan beberapa lapangan lainnya.  

Sedangkan, uji coba teknlogi EOR membutuhkan waktu yang cukup lama, sebelum kemudian diterapkan dalam suatu lapangan. Untuk lapangan Duri, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Teknologi EOR yang umum digunakan di Indonesia adalah waterflood, steamflood dan surfaktan. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya