Pertahankan Rumah, Keluarga Ini Harus Hidup Tanpa Air dan Listrik

Rumah keluarga tersebut akhirnya tertinggal di tengah lubang galian raksasa konstruksi pemerintah tanpa air dan listrik

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 30 Apr 2015, 23:07 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2015, 23:07 WIB
Serial tolak jual rumah di China 1
Sebuah keluarga terpaksa hidup tanpa listrik dan air lantaran menolak menjual rumahnya pada pemerintah (Foto: Daily Mail)

Liputan6.com, Beijing - Demi membangun infrastruktur, pemerintah seringkali harus menggusur hunian masyarakat di sejumlah kawasan tertentu. Tapi pengalaman perih harus dihadapi sebuah keluarga di China yang menolak menjual rumahnya pada pemerintah.

Rumah keluarga tersebut akhirnya tertinggal di tengah lubang galian raksasa yang sengaja dilakukan pemerintah. Lebih dari itu pihak pemerintah China juga memangkas akses listrik dan air.

Awalnya, pemilik rumah dan pihak berwenang gagal menemukan harga yang bisa disepakati bersama sebagai ganti rugi relokasi rumah. Akhirnya selama dua tahun, keluarga tersebut harus mencari air dari sungai dan menggunakan lilin sebagai penerangan.

Penasaran dengan kisah keluarga dari China yang tinggal di tengah lubang galian raksasa? Berikut ulasan singkatnya seperti dikutip dari oddee.com, Daily Mail, Daily News dan sejumlah sumber lain, Kamis (30/4/2015):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rumah di tengah galian raksasa

Serial tolak jual rumah di China 2
Sebuah keluarga terpaksa hidup tanpa listrik dan air lantaran menolak menjual rumahnya pada pemerintah (Foto: Daily Mail)

Rumah di tengah galian raksasa

Sekilas, rumah tersebut tampak seperti bangunan yang tertinggal di tengah ledakan besar, tapi masih berdiri tegak. Rumah tiga lantai, di Yichang, Hubei itu ternyata berada di tengah tempat konstruksi taman berteknologi tinggi.

Rumah yang berada di tengah galian lubang raksasa tersebut merupakan salah satu korban perkembangan desa super cepat di China. Tertinggal sendirian di tengah lubang, pemilik rumah tersebut ternyata menolak menjual rumahnya pada pemerintah.

Di sekeliling rumah kini terdapat banyak bahan bangunan dan para pekerja yang tengah giat mengerjakan konstruksi. Bahkan setelah dua tahun bergelut dengan pemerintah lokal, pria bernama Yang itu tetap mempertahankan keluarganya untuk tinggal di sana.


Hidup tanpa listrik dan air

Serial tolak jual rumah di China 3
Sebuah keluarga terpaksa hidup tanpa listrik dan air lantaran menolak menjual rumahnya pada pemerintah (Foto: Daily Mail)

Hidup tanpa listrik dan air

Yang mengatakan, rumahnya dibangun pada 1990 dan direnovasi pada 2005. Tujuh tahun kemudian, dia tak sepakat dengan total kompensasi relokasi rumah dengan pihak pemerintah.

Tak disangka-sangka, pihak pengembang properti lantas memangkas akses air dan listrik ke rumah tersebut. Meskipun Yang mengirim petisi mengharapkan bantuan, tapi ada satu lembaga pun yang membantu dia dan keluarga mendapatkan halnya kembali.

Yang dan keluarga sempat pindah ke rumah kontrakan saat menantunya melahirkan. Tapi karena tak punya uang lebih untuk menyewa rumah, mereka akhirnya kembali ke tempat tinggal asal di tengah galian konstruksi.


Mengambil air dari sungai

Serial tolak jual rumah di China 4
Sebuah keluarga terpaksa hidup tanpa listrik dan air lantaran menolak menjual rumahnya pada pemerintah (Foto: Daily Mail)

Mengambil air dari sungai

Yang mengkhawatirkan dari rumah tersebut adalah rumah yang penuh retak di mana-mana. Selain itu situasi geografis dapat membuat hunian itu hancur kapan saja saat air terus mengikis bagian bawah rumah.

Rumah semacam itu sering disebut hunian paku karena tertancap di satu area dan sulit untuk dipindahkan. Untuk mendapatkan air saja, Yang dan keluarga harus susah payah mengambil air dari sungai yang jaraknya sangat jauh dari rumah.

Sementara untuk penerangan, keluarga kecil itu menggunakan lilin di malam hari. Ini bukan kasus pertama di China, sebelumnya beberapa rumah juga mengalami hal serupa lantaran pemiliknya menolak menjual tempat tinggalnya tersebut. (Sis/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya