Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Syariah menampik jika produknya tidak kompetitif dengan produk bank konvensial ataupun dari induk perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk. Hal itu yang kerap dianggap jika bank syariah kalah bersaing karena asetnya tak lebih dari 5 persen.
Direktur Utama PT BNI Syariah, Dinno Indiano mengatakan, kurang bersaingnya bank syariah dengan konvesional hanya persoalan sosialisasi. "Kenapa tetap 5 persen yang selalu saya sampaikan masalah sosialisasi, semua setara," kata dia di Jakarta, Kamis (18/6/2015).
Dia mengatakan, produk BNI Syariah jika dibandingkan dengan induk usahanya pun tak memiliki perbedaan yang jauh. "Bayangkan kalau sekarang produk syariah, yang berhubungan teknologi sama dengan BNI induk, ada buka ATM semua persis, jadi tidak ada alasan produk BNI syariah beda dengan induk," ujar Dinno.
Advertisement
Begitu juga dengan pelayanan juga tak perbedaan antara BNI dan BNI syariah. "Lalu bicara outlet sekarang transaksi hampir 16 ribu ATM BNI dan di seluruh cabang BNIÂ ada total 1.700, artinya bicara network tidak ada alasan," kata Dinno.
Tak hanya itu, sumber daya menusia pun bukan alasan jika BNI Syariah tak bisa bersaing dengan BNI induk. "Sumber Daya Manusia (SDM), kebanyakan di BNI Syariah hampir 30 persen eks BNI," tandas dia.
Untuk diketahui, PT BNI Syariah mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp 34,5 miliar pada kuartal I 2015 atau naik 32,36 persen. Pertumbuhan laba ini ditopang ekspansi penyaluran pembiayaan yang naik 28,73 persen menjadi Rp 15,7 triliun. Aset tumbuh sebesar 31,35 persen dari tahun sebelumnya dengan posisi total aset per Maret 2014 mencapai Rp 15,61 triliun. (Amd/Ahm)