Ketemu Jokowi, Jepang Sodorkan Proposal Kereta Cepat

Adanya proposal dari Jepang tersebut menjadikan saingan dari China yang juga menyatakan minatnya mengenai pembangunan kereta cepat.

oleh Ilyas Istianur PradityaLuqman Rimadi diperbarui 10 Jul 2015, 15:32 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2015, 15:32 WIB
Meneropong Kecanggihan Kereta Super Cepat China. (Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P)
Meneropong Kecanggihan Kereta Super Cepat China. (Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan utusan khusus Perdana Menteri Jepang, Hiroto Izumi, di Istana Merdeka, Jumat (10/7/2015). Dalam pertemuan tersebut, Izumi menyampaikan bahwa Jepang sangat berkomitmen untuk membantu Indonesia mempercepat pembangunan infrastruktur salah satunya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung‎.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, Izumi menyodorkan proposal lengkap pembangunan kereta cepat kepada Jokowi.

"Pihak Jepang sangat serius mempertimbangkan dan ingin partisipasi kepada proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Mereka datang dengan proposal yang teknis," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Ia menjelaskan, proposal yang disodorkan ke Presiden RI tersebut diakuinya sabagai proposal yang jauh lebih baik dari proposal-proposal yang pernah disodorkan ke pemerintah sebelumnya.

Dalam proposal tersebut, terpampang secara detail dan rinci mengenai rencana pembangunan hingga pendanaannya. Selain itu, Jepang juga menjanjikan pengerjaan proyek lebih cepat dan distribusi kebutuhan bahan baku bangunan lebih cepat.

Adanya proposal dari Jepang tersebut menjadikan saingan dari China yang juga menyatakan minatnya mengenai pembangunan kereta cepat tersebut. Namun begitu pemerintah masih akan melakukan seleksi untuk menentukan siapa yang akan menjadi investornya.

Berbicara terpisah, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kendati proposal yang diajukan bagus, namun pemerintah belum memastikan apakah akan menerima proyek yang diajukan Jepang tersebut. Pasalnya,  China juga berambisi membangun kereta cepat di Indonesia juga telah menawarkan proposal serupa.

"Presiden akan melihat nanti ada tim evaluasi proposal dari China dan proposal dari Jepang," kata Luhut.

Oleh karenanya, menurut Luhut, pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian akan membentuk tim yang bertugas menilai dan membandingkan keunggulan dan kelemahan dua proposal tersebut.

"Pokoknya dibuat fair, nanti akan ditunjuk konsultannya untuk membandingkan dua proposal tadi," ucap Luhut.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan dapat direalisasikan tahun ini. Menurut Luhut, 30 persen jalur rel kereta itu akan berada di bawah tanah. "Tahun ini akan sesegera mungkin. Saya belum tahu pastinya, tapi akan sesegera mungkin. ‎Intinya, semua ya secepat mgkn dan mana yang terbaik untuk Indonesia," kata dia. (Luqman Rimadi/Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya