Liputan6.com, Beijing - China dikenal sebagai negara berkembang yang memiliki teknologi yang lebbih maju jika dibandingkan dengan Indonesia. Tidak hanya dalam hal pertumbuhan ekonomi, industri kereta api di China juga patut untuk dijadikan panutan bagi Indonesia.
Di Ibu kota negara China, Beijing, terdapat berbagai pelayanan transportasi berupa kereta api. Mulai dari kereta penumpang ekonomi, kereta bawah tanah, hingga kereta super cepat atau dikenal Bullet Train.
Liputan6.com mendapat kesempatan untuk mencoba kecanggihan Bullet Train dari Stasiun Beijing Selatan menuju Stasiun Tian Jin. Jarak antara kedua stasiun tersebut setidaknya 150 kilometer (km). Jika di Indonesia, jarak tempuh kereta tersebut layaknya Jakarta-Bandung.
Stasiun Beijing Selatan merupakan salah satu stasiun terbesar di kota tersebut. Hal itu dikarenakan semua jenis kereta berhenti di stasiun yang memiliki model konstruksi layaknya stadion itu.
Untuk menuju peron, tak semudah yang dipikirkan, para calon penumpang diwajibkan untuk melewati beberapa pintu. Setidaknya ada tiga pintu yang harus dilewati.
"Tidak seperti di Jakarta, di sini semua pengamanan super ketat," kata salah satu warga China yang juga berprofesi sebagai tour guide, Terry saat berbincang dengan Liputan6.com, Beijing, Rabu (10/6/2015).
Pertama, para penumpang akan melewati pintu masuk pertama dengan sistem pengecekan seperti di bandar udara (bandara) di mana tas masuk ke dalam x-ray dan penumpang melewati metal detektor.
Setelah itu, penumpang akan dihadapkan kembali pada gate yang kedua di mana penumpang harus memasukkan tiketnya ke pintu otomatis yang akan terbuka sendiri setiap tiket dimasukkan. Di Jakarta, hal itu diterapkan setiap ingin menggunakan KRL, hanya saja di KRL menggunakan sistem tab kartu.
Tiket kereta yang digunakan cukup sederhana, hanya menggunakan kertas dan memiliki ukuran cukup kecil, tidak lebih lebar dari ukuran KTP di Indonesia.
Advertisement
Penumpang dilarang menuju peron hingga 10 menit sebelum keberangkatan. Untuk menuju peron para penumpang harus antre di depan gate untuk dilakukan pengecekan identitas. Baru setelah itu para penumpang langsung masuk ke kereta.
Fasilitas lengkap
Selanjutnya
Layaknya kereta kelas eksekutif yang ada di Indonesia, hanya saja kereta super cepat tersebut memiliki gerbong lebih lebar sehingga memiliki formasi kursi 2 dan 3 baris.
"Di setiap kereta ini kita bisa secara gratis menyeduh apapun, mulai dari kopi, pop mie, atau apa saja, karena fasilitas air panas gratis, tinggal pencet saja," kata Terry.
Benar saja, fasilitas air mineral gratis tersebut ada di setiap gerbong. Tak hanya itu, setiap gerbong juga dilengkapi tempat sampah, tempat koper yang tersusun satu frame layaknya almari pakaian.
Saat perjalanan pun, di dalam gerbong seakan menaiki pesawat terbang, di mana getaran yang ditimbulkan antara roda kereta dengan rel kereta api tidak terasa hingga ke kursi penumpang, sehingga sangat tenang.
Kereta yang ditumpangi Liputan6.com berangkat pukul 14.21 waktu Beijing. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 5 menit, kereta yang memiliki lokomotif berbentuk lancip ini mampu melaju dengan kecepatan 290 km/jam. Kecepatan maksimal kereta ini sendiri sekitar 300 km/jam.
Di tengah perjalanan penumpang tidak akan dihadapkan adanya pemeriksaan tiket layaknya di Indonesia. Hal itu dikarenakan semua pemeriksaan sudah dilakukan sedemikian ketat saat di stasiun.
Para pramugari cantik juga terlihat bermondar-mandir menawarkan produk yang diujualnya, mulai dari cinderamata hingga makanan khas China. Pramugari kereta cepat di China dilengkapi dengan alat komunikasi yang tertempel di telinga masing-masing. Hal itu untuk berkoordinasi dengan pramugari yang lain lebih cepat.
Tak butuh waktu lama, jarak 150 km tersebut mampu ditempuh Bullet Train hanya kurang dari 30 menit. Tiba di Stasiun Tian Jin pada pukul 14.45 waktu setempat.
"Di sini kereta tidak pernah terlambat, baik berangkat maupun saat datang, karena akan diperingatkan pemerintah," papar Terry.
Usai keluar dari kereta, para penumpang akan melewati satu pintu saja sebelum keluar stasiun Tian Jin. Pintu tersebut hanya untuk pengecekan tiket oleh petugas. Sehingga pengecekan tiket dilakukan dua kali, saat sebelum keberangkatan hingga saat kedatangan. (Yas/Ndw)
Advertisement