Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terpuruk. Bahkan, pergerak nilai tukar rupiah berada pada kisaran 14.100 per dolar AS.
Pengamat Ekonomi Universitas Padjajaran Ina Primiana mengatakan, terdapat beberapa cara untuk memperkuat nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan memperkuat sektor pariwisata.
Dia mengatakan, pariwisata dianggap paling cepat dan mudah untuk mendatangkan devisa negara. "Dengan dolar AS kuat mereka wisatawan dari negara lain akan menganggap murah ke Indonesia, peluang itu yang kita tangkap," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (5/9/2015).
Maka, dia mengatakan perbaikan serta promosi pariwisata perlu digenjot oleh pemerintah. Sejalan dengan itu, Ina mengatakan pemerintah juga mendorong pelaku usaha untuk subtitusi impor.
"Jadi memang diperlukan pembenahan internal termasuk dalam jangka menengah mengurangi ketergantungan impor," tambahnya.
Dia menegaskan, dua langkah tersebut bisa ditempuh pemerintah untuk memperbaiki nilai tukar rupiah dalam waktu dekat.
"Iya pilihannya kan dua, berarti pilih pariwisata sambil benahi iklim usaha," tuturnya.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaratiman sendiri menyetujui pembebasan visa kunjungan ke 47 negara. Jumlah tersebut, lebih sedikit jika dibandingkan dengan usulan sebelumnya yang mencapai 50 negara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengatakan, langkah kementerian membebaskan visa untuk 47 negara ini sebagai salah satu langkah untuk mendorong pertumbuhan wisata di Indonesia. Diharapkan, dengan pembebasan visa ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia.
"Kenapa mesti lakukan ini? Karena ternyata bebas visa paling capat menambah wisatawan. Tidak perlu biaya dan hasil dari evaluasi memang lumayan. Untuk tahap pertama bebaskan 30 negara dampak 15 persen tumbuhnya, jauh di atas rata-rata," kata dia.
Beberapa negara yang mendapat pembebasan visa antara lain Vatikan dan San Marino.
Rizal melanjutkan, langkah pembebasan visa ini diharapkan bisa memberikan efek berkelanjutan. Targetnya, jumlah wisatawan yang saat ini 10 juta orang menjadi 20 juta orang pada 5 tahun mendatang.
Selain itu, pembebasan visa tersebut juga diharapkan bisa menaikan jumlah pekerja di sektor pariwisata dari yang sebelumnya 3 juta orang menjadi 7 juta orang. "Devisanya juga bisa naik dari US$ 10 miliar jadi US$ 20 miliar," tambahnya.
Dia menuturkan, pemberian bebas visa ini akan berlangsung efektif pada Oktober 2015. Hal itu bertepatan dengan jatuhnya musim liburan akhir tahun. (Amd/Ndw)
Lewat Langkah Ini Rupiah Bisa Perkasa
Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus terpuruk. Bahkan, pergerak nilai tukar rupiah berada pada kisaran 14.100.
diperbarui 05 Sep 2015, 14:30 WIBDiterbitkan 05 Sep 2015, 14:30 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Chery J6 Mulai Dikirim ke Konsumen, Anya Geraldine Jadi Pemilik Pertama
Optimalkan Layanan Nataru, Airnav Indonesia Tambah Petugas di Bandara Soekarno Hatta
Momen Nataru, Dispar Gunungkidul Ajak Masyarakat Kembangkan Wisata Religi
Bangkit dari Kubur, Harry Maguire Kini Punya Masa Depan di Manchester United
Sidang Kasus Dugaan Korupsi Timah, Hitungan Luas Operasi Tambang Terkait Kerugian Lingkungan Disorot
Amstrong Sembiring Refleksikan Kasus Artis dan Dinamika Hukum Indonesia Sepanjang 2024
6 Khasiat Daun Jambu Biji, Solusi Alami untuk Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah
Ibu Kota Taiwan Gunakan Anjing untuk Tingkatkan Keamanan Lingkungan, Bagaimana Caranya?
Pihak Harvey Moeis Pertanyakan Gugatan Jaksa Soal Penghitungan Kerugian Negara di Kasus Timah
Indonesia Jadi Negara Produsen Kopi Terbesar ke-4 Dunia
Lokasi Strategis jadi Dipertimbangkan Sebelum Beli Rumah dan Berinvestasi Properti
BSI Sudah Salurkan Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan Rp 62,5 Triliun