Pembangunan Tol Soreang-Pasir Koja Dimulai, Target Selesai 2016

Tol Soreang Bandung memiliki panjang kurang lebih 8,13 kilometer (km). Pembangunan tol ini menelan biaya investasi sekitar Rp 1,51 triliun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Sep 2015, 10:50 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2015, 10:50 WIB
Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono melaksanakan peletakan tiang pertama (groundbreaking) jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja), Bandung, Jawa Barat.
Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono melaksanakan peletakan tiang pertama (groundbreaking) jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja), Bandung, Jawa Barat (Foto: Achmad Dwi/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) melaksanakan peletakan tiang pertama (groundbreaking) jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja), Bandung, Jawa Barat. Pembangunan tol tersebut untuk mendukung aktivitas gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) yang berlangsung di Jawa Barat pada 2016 nanti.

Menteri PU-Pera, Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan tersebut juga sebagai bukti bahwa perekonomian Indonesia tetap jalan meski perekonomian dunia melemah.

"Peletakan batu pertama ini sebagai salah satu tanda walau ekonomi dunia melemah, namun ternyata ekonomi kita tetap jalan. Kemarin kami sudah resmikan pembangunan light rail transit (LRT) atau kereta ringan tahap I," kata dia di Bandung, Kamis (10/9/2015).

Tol Soreang Bandung memiliki panjang kurang lebih 8,13 kilometer (km). Pembangunan tol ini menelan biaya investasi sekitar Rp 1,51 triliun yang dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). "Dengan demikian dengan ucapan bismilah kita mulai bersama, kita sudah satu tim melakukan ini," tambah Basuki.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap jalan tol tersebut diharapkan selesai sebelum PON berlangsung yang jatuh pada September 2016.

Ahmad mengatakan jalan tol untuk mendorong arus barang dan jasa, yang imbasnya terhadap perekonomian Jawa Barat. "Insya Allah dengan infrastruktur akan lancar, disaat bersamaan triger digdaya perekonomian Indonesia," tuturnya.

Dia juga menegaskan, pembangunan merupakan cara ampuh untuk mendorong perekonomian yang melambat. "Saat sektor konsumsi melambat, investasi tidak selancar tahun sebelumnya. Ekspor impor defisit satu-satunya yang kita miliki untuk menembus pelemahan tersebut adalah belanja pemerintah," tandas dia. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya