Bos Pertamina Prihatin RI Ketinggalan Kuasai Teknologi EBT

Indonesia punya potensi besar energi panas bumi, tetapi teknologinya dikuasai Selandia Baru.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Des 2015, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Des 2015, 13:30 WIB
20151109-Preskon Pertamina- Dirut Pertamina Dwi Soetjipto-Jakarta-Angga Yuniar
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto saat konferensi pers di Gedung Pertamina, Jakarta, Senin (9/11/2015). Dwi menjelaskan hasil audit forensik Petral Group kepada wartawan yang hadir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku prihatin terhadap perkembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia khususnya energi panas bumi (geothermal).

Dwi mengungkapkan keprihatinannya berasal dari penguasaan teknologi EB‎T yang masih minim oleh bangsa Indonesia. Hal tersebut membuat biaya pengembangan EBT di Indonesia menjadi mahal.
‎

"Menguasai teknologinya, kita perlu prihatin," kata Dwi, di Yogjakarta, Minggu (20/12/2015).

Dwi mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar energi panas bumi, karena letak geografisnya yang dikelililingi gunung berapi, namun teknologinya justru dikuasai pihak Selandia Baru.

Dwi pun mempertanyakan kinerja lembaga pendidikan dan penelitian, sehingga Indonesia masih tertinggal dalam penguasaan teknologi EBT.

"Sedih prihatin kemana profesor UGM, ITB, ITS, maupun lembaga riset lain, kalau kita punya Lemigas mungkin ke depan punya energi terbarukan,"ungkap dia

Dwi pun menyayangkan, saat ini pemanfaatan energi panas bumi Indonesia masih 5 persen.‎ "Energi geothermal baru 5 persen dimanfaatkan 95 persen belum dimanfaatkan," pungkas dia. (Pew/Ahm)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya