Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kesibukannya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto selalu menyempatkan diri untuk berlatih bela diri untuk menjaga stamina tetap prima. Menariknya, bela diri yang ditekuni pria beruban tersebut adalah bela diri tradisional asli Indonesia yaitu silat.
Dalam kunjungan ke Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu (19/12/2015), Dwi pun menyempatkan diri untuk berlatih bela diri. Bahkan ia juga memberi pelatihan silat kepada puluhan anggota Perguruan Silat Nasional Perisai Diri yang rata-rata masih berusia muda.
Dwi yang mengenakan baju silat berwarna putih, memberi arahan jurus-jurus yang pas untuk menyerang dan menghadapi musuh. "Kami harus lihat musuh dimana, bagaimana memukulnya dan membuat sekali KO," kata Dwi memberikan arahan kepada para annggota dalam simulasi pertarungan, Sabtu (19/12/2015).
"Harus dipelajari bagaimana menyerang efektif dan menghindar efektif, pengalaman saat bertanding bagaimana mengalahkan lawan," teriaknya.
Dwi memberi pesan kepada peserta yang berlatih tersebut, melalui berlatih silat tidak hanya bisa meningkatkan teknik bela diri namun juga dapat menempa mental sehingga terbangun mental yang tidak mudah takut. Selain itu, melalui silat bisa mendekatkan seseorang dengan penciptanya.
Baca Juga
Dwi mengungkapkan, silat juga membawa manfat pada penataan manajemen perusahaan, karena dalam gerakan silat seseorang harus mempunyai refleks hal tersebut juga diimplementasikan dalam sebuah manajemen. Silat membuat seseorang peka terhadap perubahan kondisi sehingga perusahaan bisa menyesuaikan dan tetap bertahan dalam segala kondisi.
"Kemudian yang ketiga refleks kita terhadap lingkungan, kalau di silat kita melakukan gerakan kita punya refleks dan aware begitu juga managemen refleks situasi lingkungan, jangan sampai terlambat itu yang saya lihat dikaitkan dengan manajemen," paparnya.
Pria berambut putih tersebut mengaku mulai berlatih bela diri sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sekitar 1970 di Surabaya, Jawa Timur. Tujuan awal berlatih silat untuk membela diri.
"Saya waktu kecil butuh melindungi diri, mulanya tubuh saya lemah kecil, dulu kecil sakit-sakitan, waktu sekolah mendapat bully sama yang besar, kemudian di Surabaya Utara campuran preman itu untuk perlindungan diri," kenangnya.
Tak hanya berlatih, mantan Direktur Utama PT Semen Indonesia tersebut, pun mengikuti kejuaraan dan menjadi juara tingkat nasional pada 1978 hingga 1980.
Meski sibuk dengan aktifitasnya sebagai orang nomor satu di Pertamina, Dwi mengaku masih menyempatkan diri berlatih silat, hal tersebut untuk menjaga staminanya tetap prima.
"Sampai sekarang di kantor juga begitu kalau, kerja agak capeklatian setengah jam, kemudian ketika usia bertambah kebutuhan adalah kesehatan," pungkasnya. (Pew/Gdn)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6