Liputan6.com, Jakarta - Salah satu perusahaan elektronik asal Jepang, Toshiba melakukan pengurangan tenaga kerjanya. Pengurangan tenaga kerja ini disebut sebagai dampak dari penutupan pabrik di Indonesia.
Manager HRD PT Toshiba Consumer Products Indonesia, Uis Al-Qarni membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan bahkan soal pengurangan tenaga kerja ini sebenarnya sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu.
"Iya benar, sudah dari Desember, sudah ada pengumumannya. Itu sekitar 40 persen dari 900 pekerja (hasil sementara), dari lini televisi dan mesin cuci," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Kamis (4/2/2016).
Advertisement
Â
Baca Juga
Namun Uis menyatakan pengurangan tenaga kerja tersebut bukan semata-mata keinginan dari perusahaan. Pasalnya selama ini para pekerja di pabrik Toshiba, khususnya pekerja wanita telah meminta untuk pensiun dini.
"Sebagian sudah tidak mau lagi, mereka ibu-ibu rumah tangga, mereka ingin pensiun dini," kata dia.
Bahkan, lanjut dia, permintaan untuk pensiun dini ini diajukan oleh para pekerja wanitanya sejak 5 tahun lalu lantaran umur yang sudah tidak muda dan telah menikah sehingga ingin fokus mengurus keluarga.
"Permintaan pensiun dini sudah dari 5 tahun-7 tahun lalu. Pensiun dini karena rata-rata usianya sudah sekitar tahun ‎40-an tahun," jelasnya.
Permintaan pensiun dini ini pun akhirnya dikabulkan oleh Toshiba, bersamaan dengan proses akuisisi pabriknya oleh perusahaan elektronik asal China, Skyworth.
"Tapi karena ada akusisi ini jadi peralihan saja dan mungkin pihak managemen baru ini ingin pekerja yang lebih segar," tandasnya. (Dny/Zul)