Dana Pungutan Sawit Ditargetkan Rp 9,5 Triliun pada 2016

BPDP akan menggunakan uang pungutan sawit untuk revitalisasi kebun hingga subsidi penggunaan biodiesel.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Feb 2016, 15:36 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2016, 15:36 WIB
20150901-Kelapa Sawit
Kelapa sawit (AFP PHOTO/CHAIDEER MAHYUDDIN)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit menargetkan penghimpunan uang pungutan sawit sebesar Rp 9,5 triliun pada tahun ini. Dana tersebut akan menambah tabungan sawit BPDP menjadi sekitar Rp 16 triliun.

"Tahun ini targetnya mengumpulkan dana pungutan sawit Rp 9,5 triliun," kata Direktur Utama BPDP Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Ia mengakui, BPDP masih memiliki simpanan dana pungutan sawit atau CPO Fund sebesar Rp 6,5 triliun, sisa di tahun lalu yang belum terserap untuk mendukung pengembangan produk sawit, perkebunan rakyat, seperti revitalisasi kebun sampai mensubsidi penggunaan biodiesel.

"Dengan Rp 9,5 triliun dan Rp 6,5 triliun, total Rp 16 triliun, kita akan kelola untuk bisa melaksanakan program tersebut. Kita tidak akan membiarkannya mengendap, karena pengelolaan dana iddle akan memberi nilai tambah," jelas Bayu.

Salah satu program yang akan memperoleh dukungan dari dana pungutan sawit adalah biodiesel 20 persen alias B20. Kegiatan ini mencampur bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar dengan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Bayu mengatakan, BPDP diperkirakan menggelontorkan dana Rp 9,5 triliun-Rp 10 triliun untuk membiayai selisih subsidi biodiesel yang semakin besar, lantaran harga minyak mentah dunia terjun bebas.

"Dana pungutan sawit itu cukup untuk membiayai selisih subsidi karena prediksinya hanya akan menghabiskan Rp 9,5 triliun-Rp 10 triliun. Pokoknya kita cari alternatif supaya B20 tetap jalan," kata Bayu. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya