Liputan6.com, Jakarta - Proyek pembangunan jalan tol dalam kota Bandung atau Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) ditargetkan dimulai pada tahun ini. Investasi tol ini diperkirakan akan mencapai Rp 3,564 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan, proyek pembangunan tol sepanjang 27,3 kilometer (km) ini diperkirakan akan memakan investasi yang tidak sedikit. Dia mengatakan, proyek ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 3,564 triliun.
"Kalau luar kota gampang, sedangkan dalam kota paling ribet soal pembebasan tanah. Biaya pembangunannya sekitar Rp 3,56 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin (7/3/2016).
Advertisement
Â
Baca Juga
Rencananya pembiayaan pembangunan jalan tol ini akan diberikan oleh lembaga peminjaman asal Jepang, yaitu Japan International Coorporation Agency (JICA). Saat awal proyek ini dicetuskan pada 2011 lalu, JICA telah bersedia mengucurkan dana sekitar US$ 150 juta. Namun untuk saat ini, pemerintah kota Bandung akan kembali melakukan negosiasi besaran pinjaman yang bisa didapat dari JICA.
"Loan akan dinegosiasikan detail-nya. Pada 2011 loan yang disepakati US$ 150 juta dari JICA. Dengan harga sekarang mungkin ada adjustment. Itu yang harus dinegosiasikan dengan JICA. Kalau eskalasi sekarang, hitunganya Rp 3,56 triliun. Kami minta Deputi kami untuk membantu percepat processing dan loan closing dari JICA. Mudah-mudahan bisa selesai cepat," kata dia.
Rizal juga menegaskan, dalam proyek ini JICA hanya berperan sebagai lembaga keuangan yang memberikan pinjaman. Sedangkan pengoperasian tolnya nanti akan dilakukan pemerintah kota Bandung.
"JICA cuma financing saja. Tol nanti dikelola pemerintah kota Bandung. Nanti akan dibikin Light Rail Train (LRT). LRT sendiri harus dikombinasikan (dihubungan dengan jalan tol) ini," katanya.
Solusi Kemacetan
Rizal Ramli mengatakan, keberadaan tol yang akan membentang sepanjang 27,3 kilometer (km) diharapkan bakal menjadi solusi dari kemacetan yang kerap terjadi di kota Bandung, terutama saat musim liburan tiba.
"Karena Bandung sudah super macet. Saya lama tinggal di Bandung, tahu bagaimana ribet dan ruwetnya transportasi dan jalan di Bandung. Jadi kita perlu proyek ini dipercepat," ujarnya.
Dia menjelaskan, tol dengan jumlah lajur 2x2 lajur dan lebar 3,5 meter ini akan menampung hingga 45 ribu kendaraan per hari. Sedangkan kecepatan rata-rata kendaraan diperkirakan mencapai 80 km per jam.
"Ini nanti akan mampu nanti dilintasi sekitar 45 ribu kendaraan per hari. Akan membantu kemacetan di kota Bandung," lanjutnya.
Menurut Rizal, dengan adanya kesepatan terkait pembebasan laha dari 13 K/L ini, maka proyek pembangunan jalan tol ini bukan hanya akan teralisasi, tetapi juga akan dikebut proses pembangunannya. Dengan demikian diharapkan pada akhir 2018 jalan tol sudah bisa dioperasikan.
"Bukan hanya dipercepat. Kalau diselesaikan baru selesai baru mulai pembangunan 2017, baru selesai 2019. kami minta ini dimulai proyeknya sebelum akhir thun ini sehingga 2 tahun selesai, akhir 2018 selesai," kata dia.
Tol ini melintasi dalam kota mulai Jalan Dr. Djunjunan melewati Surapati, Jalan PHH Mustofa hingga Gedebage dan memiliki cabang sampai Cileunyi. Jika proyek pembangunannya 2018, Rizal menyatakan hal tersebut bisa menjadi kado bagi Walikota Bandung Ridwan Kamil saat mengakhiri masa baktinya.
"Kalau pak walikota selesai 2018, berhenti jadi walikota ada hadiah untuk rakyat Bandung. Tepat waktu. Tapi yang paling penting bukan hadiah dari walikota, tapi bagaimana kemacetan di Bandung bisa dikurangi dan lalu lintas di Bandung bisa lebih baik," tandasnya.