RI Catat Surplus pada Februari, IHSG Turun 28 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 28,30 poin ke level 4.849,22 pada penutupan sesi pertama Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2016, 12:36 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 12:36 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini di tengah rilis sentimen rilis neraca perdagangan surplus US$ 1,1 miliar pada Februari 2016.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (15/3/2016), IHSG turun 28,30 poin atau 0,58 persen ke level 4.849,22. Indeks saham LQ45 melemah 0,76 persen ke level 845,69. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 183 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Akan tetapi, 108 saham menguat. 96 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 145.723 kali dengan volume perdagangan 2,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,6 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saha melemah kecuali sektor saham konstruksi naik 0,13 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,01 persen. Sektor saham aneka industri susut 1,42 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar pada sesi pertama Selasa pekan ini.

Disusul sektor saham infrastruktur melemah 1,23 persen dan sektor saham industri dasar melemah 1 persen. IHSG sempat berada di level tertinggi 4.884,27 dan terendah 4.844,83.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 75 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 100 miliar.

Saham-saham yang menggerakkan indeks saham dan menguat antara lain saham PNBN naik 7,52 persen ke level Rp 715 per saham, saham BBTN menguat 1,77 persen ke level Rp 1.725 per saham, dan saham SMRA menguat 0,62 persen ke level Rp 1.625 per saham.

Sementara itu, saham-saham tertekan antara lain saham PTBA melemah 3,12 persen ke level Rp 6.200 per saham, saham JPFA susut 3,07 persen ke level Rp 790 per saham, dan saham TELE tergelincir 2,05 persen ke level Rp 715 per saham.

Pada Selasa siang, bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,80 persen ke level 20.271, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,14 persen ke level 1.969. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,87 persen ke level 17.075 dan indeks saham Shanghai melemah 0,88 persen ke level 2.834.

Ada pun rilis neraca perdagangan pada hari ini belum direspons positif oleh pelaku pasar. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Februari 2016 surplus sebesar US$ 1,14 miliar. Dengan komposisi nilai ekspor sebesar US$ 11,3 miliar sementara impor US$ 10,16 miliar. Sementara secara kumulatif (Januari-Februari), surplus neraca perdagangan mencapai US$ 1,15 miliar. Sementara secara kumulatif (Januari-Februari), surplus neraca perdagangan mencapai US$ 1,15 miliar.

"Pada Februari, selama 5 tahun terakhir surplus paling tinggi. Tahun 2015 surplus US$ 6,62 juta dan di 2016 sebesar US$ 1,14 miliar," jelas Kepala BPS Suryamin di kantornya.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya