Liputan6.com, Jakarta - Investor Abu Dhabi berminat menanamkan modal di bidang pertunjukan film (bioskop) di Indonesia. Nilai investasi ditaksir mencapai Rp 18 miliar per layar.
Perusahaan yang minat berinvestasi merupakan anak usaha konglomerasi dari 80 perusahaan menengah besar dan menengah di Abu Dhabi.
Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, ‎ketertarikan investor untuk menanamkan modal didasari rencana pemerintah membuka 100 persen bidang perfilman untuk asing.
"Mereka melihat ini sebagai peluang investasi yang menjanjikan. Ini mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar," ujar dia dalam keterangan pers, Jakarta, Jumat (1/4/2016).
BKPM merespons positif keputusan tersebut. Berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif saat ini Indonesia hanya mempunyai 1.000 layar (screen) dan tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang sebanyak 240 juta jiwa. Angka itu jauh dibandingkan Beijing, China yang memiliki 5.000 layar hanya dengan jumlah penduduk yang sedikit.
Baca Juga
"Beijing dengan jumlah penduduk sekitar 15 juta memiliki 5.000 screen. Kita tidak perlu sama dengan Beijing tapi minimal Indonesia mempunyai 5.000 – 6.000 screen untuk memenuhi kebutuhan tersebut," imbuh dia.
Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM di Abu Dhabi Agus Prayitno mengatakan, jika perusahaan tersebut belum menjelaskan secara detil nilai investasi. Namun, jika diperkirakan nilainya mencapai Rp 18 miliar perlayar.
"Mereka belum menentukan berapa titiknya. Namun, nilai investasi untuk membangun satu screen secara terpadu mencapai AED 5 juta atau sekitar Rp 18 milyar di Abu Dhabi," kata dia.
Pihaknya mengatakan, akan terus mengawal minat tersebut sampai investasi benar-benar terealisasi.‎ "Kami akan memantau minat investasi dan memfasilitasi perusahaan untuk merealisasikan investasinya," tandas dia.
Sebagai informasi, negara Timur Tengah merupakan negara yang cukup aktif dalam investasi di Indonesia. Data BKPM tahun 2015 menyatakan rencana investasi Iran berada diurutan 8 dengan nilai Rp 50 triliun, Yordania dia peringkat 16 dengan rencana investasi Rp 3,3 triliun, Uni Emirat Arab peringkat 19 dengan rencana Rp 2,5 triliun.(Amd/Nrm)