Cerita Dwi Soetjipto Didemo 4 Bulan Saat Jadi Bos BUMN

Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengisahkan cerita yang tak terlupakan sepanjang berkarier di Badan Usaha Milik Negara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Apr 2016, 15:35 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2016, 15:35 WIB
20160405- Rahasia Sukses Dirut Pertamina Dwi Soetjipto-Jakarta- Yoppy Renato
Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto saat menjadi pembicara dalam tayangan Inspirato di Liputan6.com, Jakarta, Selasa (5/4). Dwi Soetjipto berbagi cerita tentang kisah suksesnya. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto mengisahkan cerita yang tak terlupakan sepanjang berkarir di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pria kelahiran Surabaya, 60 tahun silam itu mengaku pernah didemo saat menjabat sebagai orang nomor satu di PT Semen Indonesia Tbk.  

Mengepalai sebuah perusahaan besar milik negara bukanlah hal mudah. Banyak tantangan yang dihadapi oleh Dwi.

Mengutip pepatah "semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang pula angin menerpa," begitulah yang dialami Dwi. Jebolan gelar Doktoral Universitas Indonesia itu terus menerus "diserang" demo dari berbagai pihak.

 

"Ketika itu, saya didemo selama 4 bulan. Selama 4 bulan itu juga saya ada dalam pengasingan ," kata Dwi saat menjadi pembicara di acara Inspirato Liputan6.com, di Senayan, Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Dalam pengasingan itu, Dwi mendapat kekuatan yang disebutnya sebagai buah kebaikan karena telah melakukan social investment atau kegiatan sosial. Pria ini aktif mengajar generasi muda latihan bela diri, pencak silat. Inilah salah satu olahraga yang sangat digemari Dwi.

"Saya bukan cuma bekerja untuk uang. Tapi saya ingin bekerja yang saya sebut pengabdian. Saya melatih silat anak-anak, sehingga mereka bisa mengembangkannya sendiri saat tumbuh besar. Ini namanya social investment yang bisa memberikan kita return. Jadi jangan ragukan kalau kita berbuat baik," terang Dwi.

Kekuatan atau motivasi lain yang mengantar Dwi meraih puncak karir adalah dorongan kedua orangtuanya. Ia mengakui bahwa sang Ayah hanya mengecap pendidikan dasar hingga kelas 3 SD dan Ibunya buta huruf.

"Keinginan orangtua berharap saya lebih baik dari mereka. Jadi saya harus sekolah tinggi. Jadi nilai yang terbangun dalam diri, saya harus lebih baik dari kondisi saat ini," kata Dwi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya