Bebaskan Nias dari Krisis Listrik, Ini Terobosan PLN

PLN telah menyiapkan beberapa program untuk mengatasi krisis listrik di Nias

oleh Liputan6 diperbarui 14 Apr 2016, 16:34 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2016, 16:34 WIB
20150729-Listrik-PLN
Listrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)

Liputan6.com, Nias - PT PLN (Persero) telah menyiapkan beberapa program untuk mengatasi krisis listrik di Pulau Nias, Sumatera Utara  yang berdampak pemadaman total 2-12 April lalu.

Direktur Bisnis PLN untuk Regional Sumatera, Amir Syamsudin menjelaskan, perseroan telah mengupayakan beroperasinya kembali genset milik American Power Rent (APR) dan mendistribusikan listrik yang dihasilkan genset tersebut ke masyarakat

"Kami juga mendistribusikan 38 genset ke Teluk Dalam dan Nias Utara supaya tegangan bisa lebih baik," terang Amir di Nias, Kamis (14/4/2016).

Guna meningkatkan kehandalan pasokan listrik di Pulau Nias, PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dengan kapasitas 25 megawatt (MW) dalam waktu dekat.

 

"Sekarang mesin pembangkitnya sudah berada di Singapura, sementara PLN tinggal menyelesaikan dokumen Amdal," tuturnya.

Untuk menyalurkan listrik yang dihasilkan pembangkit ke masyarakat, BUMN kelistrikan itu juga akan membangun jaringan transmisi.

"PLN akan merevisi rencana investasi di Nias karena tiang-tiang listrik yang saat ini tersedia hanya cocok di daerah datar, sementara jaringan Nias cenderung berbukit-bukit. Diperlukan tiang dengan tambahan tinggi 9 meter," jelas Amir.

Keenam, PLN akan membangun pembangkit 25 MW pada 2018 untuk menopang pertumbuhan ekonomi daerah mengingat saat ini rasio elektrifikasi masih 47 persen.

"Diharapkan pada 2017, sudah ada jaringan transmisi 70 kilovolt (kv) dari Gunung Sitoli ke Teluk Dalam. Setelah itu diteruskan dengan transmisi Gunung Sitoli ke Nias Utara," katanya.

Dia menambahkan, PLN akan mengadakan acara investor gathering untuk mendapat masukan mengenai kebutuhan listrik Nias ke depan. Pembangunan infrastruktur listrik di Nias akan disesuaikan dengan jenis investasi yang akan masuk ke pulau tersebut.

"Dengan demikian, jumlah pembangkit bisa sesuai dengan permintaan investor," lanjutnya. (Mimi/Ndw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya