OJK: Kami Siap Terima Kedatangan Lembaga Pemeringkat S&P

S&P dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada awal Mei 2016 ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Mei 2016, 09:31 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 09:31 WIB
Ketua OJK Muliaman D Hadad
Beberapa lembaga tinggi negara di sektor keuangan dan pemerintah sedang mempersiapkan diri menyambut kedatangan rombongan lembaga pemeringkat internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa lembaga tinggi negara di sektor keuangan dan pemerintah sedang mempersiapkan diri menyambut kedatangan rombongan lembaga pemeringkat internasional. Persiapan yang matang ini diharapkan bisa membantu lembaga tersebut dalam melakukan pemeringkatan. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan OJK telah melakukan persiapan yang matang untuk menyambut kedatangan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P). S&P dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada awal Mei 2016.

Persiapan tersebut tidak hanya dilakukan OJK, tapi pemerintah juga melakukan persiapan dengan baik. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah berpesan agar S&P dilayani dengan sebaik-baiknya.

"Kami sudah mempersiapkan. Malah bukan hanya OJK, pemerintah juga siapkan dengan sebaik-baiknya. Bahkan Presiden Jokowi juga siapkan dan memberikan pesan agar semua terlayani dengan baik," kata dia di Jakarta, seperti ditulis Rabu (4/5/2016). 

Dia mengatakan, pihak S&P akan mengunjungi pemerintah serta lembaga-lembaga pemerintah seperti Bank Indonesia (BI) dan OJK. "Selain ketemu pemerintah, ketemu BI ketemu OJK ketemu Menteri Keuangan," ujar dia.

Muliaman berharap S&P akan menaikkan peringkat (rating) serta outlook Indonesia. "Ya kalau bisa dua-duanya kenapa tidak," katanya.

Untuk diketahui, tepat setahun lalu atau tepatnya pada 21 Mei 2016, S&P menaikkan outlook rating Indonesia dari Stable menjadi Positive Outlook. Hal ini sekaligus mengafirmasi rating pada BB+. 

Sovereign analyst utama S&P untuk Indonesia Kyran A Curry mengatakan, faktor utama yang mendukung perubahan outlook adalah perbaikan kerangka kebijakan yang telah berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan.

"Kebijakan yang lebih efektif dan terarah telah memperkuat sektor fiskal dan cadangan devisa, serta memperbaiki ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," kata Kyran. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya